"Bang, kau sudah berada di luar lima belas menit, jadi masuk apa tidak?"
Dia meraih timun suri itu dan menciumnya, lalu menyalakan mesin mobil dan melaju ke jalan raya. Siapa pun yang memanggilnya di ambang pintu itu bukanlah orang yang dikenalnya. Rumah itu bukan rumahnya lagi. Ucok menekan pedal gas. Angin menderu masuk dari jendela yang terbuka.
Hingga akhirnya air matanya berhenti mengalir, meninggalkan kerak garam di pipi.
Hanya dia dan timun surinya sampai Hari Raya Idul Fitri datang lagi.
Bandung, 12 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H