"Cok, ada lubang!" dia memulai. "Semua yang pernah kita lempar ada di sini. Tengoklah." Kata-katanya penuh dengan kegembiraan.
Aku ragu sejenak, tapi segera bergerak ke arah suaranya yang kini berubah menjadi buni cekikian.
Aku sampai di tempat uang kuyakini sebagai asal datang suaranya, sebuah tempat terbuka. Tidak ada rumput yang tumbuh di situ. Aku mencari-cari karena terdengar inang memanggil kami untuk makan malam.
Aku menyeru nama adikku, dan terdengar jawaban samar yang berasal dari lubang kecil di tanah.
Bandung, 29 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H