Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sociopreneurship #GSS: Sambil Sedekah

3 Januari 2021   16:38 Diperbarui: 3 Januari 2021   17:18 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk kuliner UMKM #GSS: Gerakan Senang Sedekah

Masuk ke dalam area venue Bazar Kalengers 16 Agustus 2020, saya mencari minuman. Perjalanan dari Cakung ke Cibubur lumayan melelahkan, membuat tenggorokan saya kering.

Di depan panggung, sebuah booth dengan tulisan BERBAGI KOPI menggoda dengan cairan kecoklatan yang dikemas dalam botol plastik ukuran besar 500 ml. Cocok! Karena dahaga takkan hilang dengan satu gelas kopi, apalagi hanya dengan cangkir plastik ukuran 200 ml. Mana tahaaan!

"Berapa harganya?" tanya saya kepada seorang pria yang menyambut ramah sambil menunjuk.

Lebih murah dari kopi di caf tempat saya biasa bergaya borjuis, pikir saya.

"Untuk sedekah," sambungnya, melihat kening saya yang berkerut. Mungkin disangkanya saya menganggap angka yang disebutkannya kemahalan.

Setelah saya perhatikan dengan seksama, ternyata tulisannya BERBAGI KOPI SPECIAL EDITION AKSI NYATA BELA PALESTINA. Kok dia bisa tahu kalau saya kurang sedekah?

"Saya ambil satu," kata saya sambil menunjuk botol kopi susu gula aren.

"Yang edisi sohibul Qur'an atau Palestina, pak?" 

Selain untuk Palestina, ada juga yang untuk membantu para hafiz Qur'an, rupanya. Saya memilih berbagi untuk Palestina dulu.

Sambil duduk di meja depan pentas, saya menyesap kopi campuran Arabica-Robusta-Susu-Gula Aren dingin yang membasuh dahaga jiwa ini ....

Kopi susu gula aren #GSS
Kopi susu gula aren #GSS
Bincang-bincang dengan Kung (panggilan pria bernama Syarif Budiman) sebagai salah satu Khadim (Pelayan) - Pendiri Dapur #GSS (Gerakan Senang Sedekah), mengenalkan saya pada konsep sociopreneurship.

***

Tahun 2014, Kung bersama dua orang temannya, sepasang suami-istri dokter gigi, mendirikan Gerakan Senang Sedekah (#GSS), sebuah gerakan inspiratif filantropis. Awalnya, #GSS berdedikasi hanya di bidang kesehatan, yaitu obat-obatan dan perawatan medis bagi kaum duafa. Kung sendiri seorang penggiat donor darah.

Selanjutnya, #GSS menginisiasi program KOIN PEDULI SEHAT RELAWAN CILIK, berupa celengan dari botol bekas suplemen. Titik berat program ini bukan pada jumlah sedekahnya, tapi penanaman pendidikan karakter.

Diharapkan generasi penerus bangsa peserta program dengan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain akan mempunyai rasa peduli dan keinginan berbagi serta mempunyai konsep perencanaan finansial sejak kecil.

Awalnya, Botol Koin terbuat dari botol suplemen sebuah produk multinasional. Pada perkembangannya, berupa kreasi dari apapun yang bisa menjadi kotak sedekah, termasuk stoples bekas coklat.

Karena pengalamannya, sejak awal pandemi covid-19 #GSS dipercaya untuk menyalurkan donasi sebuah perusahaan multinasional senilai 400 juta lebih. Bantuan berupa APD, suplemen, hand sanitizer, disinfektan dibagikan untuk 9 rumah sakit, RSUD, Puskesmas, IDI Jakarta Timur dan dokter perorangan di Medan, Jadebotabek, Tangsel, Sampit, Palangkaraya, Jogjakarta, Banjarmasin, Batam, Jakarta Timur. Termasuk juga RSUP Fatmawati sebagai RS terbesar.

Namun, dari awal berdiri, #GSS ingin berbeda dari lembaga-lembaga amal lainnya. Sebagai lembaga filantropis, tidak hanya fokus pada menggalang dan menyalurkan donasi saja, harus bisa juga menjadi sumber inspirasi dan pendorong kewirausahaan.

Konsep kewirausahaan yang dikombinasi dengan gerakan sosial (sociopreneurship) sendiri baru dimulai tahun 2016, walaupun masih tersendat-sendat. Penekanannya adalah, berdonasi sekaligus memberdayakan. Memberi pancing bukan ikan.

Dimulai dengan menu tunggal Nasi Bakar, bisa dikatakan saat itu belum begitu lancar. Belum lancar di sini dalam makna program pemberdayaan belum dijalankan sepenuhnya oleh kaum duafa. Namun, seiring berjalannya waktu, #GSS berhasil menerapkan program kewirausahaan dengan mengembangkan produk olahan Dapur #GSS menjadi multimenu.

Dengan adanya multimenu, #GSS mampu menggalang donasi lebih banyak dibandingkan dengan saat masih menu tunggal Nasi Bakar. Masing-masing menu punya penggemarnya yang dibuktikan dengan repeat order. Menurut konsumen, masakan Dapur #GSS kelas resto bintang lima. Salah seorang konsumen di Magelang sangat menyukai Sambal Paru sampai pesan 3 toples yang habis dalam 2 hari. Padahal delivery juga 2 hari.

Kecuali Tahu Baso yang diolah Relawan #GSS Semarang, olah masakan semuanya dilakukan relawan #GSS di Cilangkap, di bawah pengawasan langsung secara ketat oleh ibu Rifka, salah satu khadim -- founder #GSS.

Definisi relawan #GSS adalah mereka yang berdonasi. Yang berdonasi disebut relawan. Relawan juga adalah mereka mengumpulkan donasi, membagikan donasi, menyebarkan kegiatan dan aktivitas #GSS, belanja, masak, packing, dan membagikan makanan/minuman/camilan.

Misalnya, program #GSS 'SABTU BERBAGI' berupa makan siang bakda Murojaah Quran di Pesantren Tahfiz Sohibul Quran. #GSS sepakat bahwa para Huffaz Quran harus mendapatkan menu terbaik yang menggunakan kemasan terbaik dengan isi terbaik dengan harga 10K (Sepuluh Ribu) Rupiah saja. Normalnya, biaya untuk paket serupa antara 15K s.d 35K. Dari mana uang untuk menutupi kekurangannya?

Menggabungkan konsep kuliner dengan charity, keuntungan Bakulan disisihkan untuk program-program sedekah #GSS.

Produk kuliner UMKM #GSS: Gerakan Senang Sedekah
Produk kuliner UMKM #GSS: Gerakan Senang Sedekah
Program-program #GSS, yaitu:  
  • Pemberdayaan Duafa
  • Donasi
  • Humanity
  • Jumat Berbagi
  • Peduli Pendidikan
  • Peduli Kesehatan

Bagaimana dengan BERBAGI KOPI untuk Palestina?

Bekerja Sama dengan ADARA RELIEF INTERNATIONAL c.q KQPP (Komite Quran Peduli Palestina), #GSS menyalurkan langsung sedekah hasil penjualan kopi susu gula aren edisi khusus untuk Palestina, berlaku selama setahun ke depan, begitu....

Tepat seperti perhitungan saya, saya membawa pulang botol kosong kopi susu gula aren 500 ml. Isinya tumpah ke perut saya. Istri saya cuma kebagian sedikit.

"Nanti pesan Sambal Cakalang-nya, ya," tagih tulang rusuk saya yang merasa dicurangi dalam pembagian kopi dingin tadi.

Sumber ilustrasi: pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun