Kiita bergelut dengan masalah terdampak pandemi yang tidak akan segera teratasi: pendapatan yang menyusut atau bahkan hilang, lingkungan tempat tinggal genting dengan raungan sirene ambulans dan tatapan penuh curiga.
Kita bosan.
Kita kesepian.
Kita terjebak dalam keinginan mandi hujan yang kekanak-kanakan.
Kita bosan saling pandang melalui aplikasi Zoom.
Dalam kebosanan kita menghabiskan sisa simpanan dengan belanja online. Merekam video aksi goyang untuk tayang di aplikasi tik tok sialan. Mencoba membeli jalan menuju kebahagiaan bermimpi mencapai kesuksesan dari kuota jelajah dunia maya.
Setahun sudah, secara konsisten kita meningkatkan rutinitas dan ritual kehidupan berpandemi. Â Kita harus menciptakannya sendiri, mencoba resep terbaru, menjajakannya di instagram, menulis genre yang terlupakan, mengikuti kursus dan webinar yang melenakan, jungkir balik di lantai ruang keluarga menjaga kebugaran ...
Aku sendiri menaikkan target menulis dari seribu kata sehari menjadi dua kali lipatnya. Dan sering pencapaianku melampaui ambang yang telah kutetapkan.
***
Hal-hal kecil yang sepertinya remeh membuat waktu berlalu tak terasa: mencabut rumput liar, mencuci piring, merapikan dokumen.
Membaca dan menulis.