Terdiri dari 17 (tujuh belas) cerita pendek (sebagian dimuat di Kompasiana), saya mengutip pengantar yang disampaikan Ahmad Maulana S. (yang saya amini kebenarannya),
"... sekumpulan karya dalam buku ini tak lagi berputar di kisaran lapis-lapis kesadaran, melainkan berlari hingar menuju Opera Aperta---istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh pakar semiotik dari Itali, Umberto Eco. Maka menjadi sesuatu yang tak mengherankan bila kemudian teks yang terhimpun dalam buku ini terasa begitu liar, penuh daya kejut, namun secara aneh tetap tak menjebak ke upaya lama yang umumnya memuara hanya ke ruang kontemplasi, melainkan lebih kepada menuju puncak kedalaman yang memungkinkan teks tak lagi perlu berkata-kata sebab pembaca yang kemudian sepenuhnya menyusun cerita pasca menyesap kenikmatan yang ada di setiap kisahnya."
Terima kasih, Anisa. Saya menanti kesempatan untuk mendulang bukumu yang berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H