Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Re: Inkarnasi

8 November 2020   14:38 Diperbarui: 8 November 2020   14:47 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dulu, di kehidupan sebelumnya...."

Aku tertawa dan dia tidak menyelesaikan kalimatnya. 

Aku tidak percaya pada kehidupan 'sebelumnya'. Aku tidak percaya 'kelahiran kembali'. Betapa mengerikan membayangkan diriku terjebak dalam siklus lahir-hidup-mati tak berujung, di mana salah satunya mungkin saja aku jadi berhala yang dihancurkan Ibrahim.

Tapi ... kehidupan di dunia lain?

Dimensi yang sejajar dengan dunia ini -- sebagai seorang penggubah drama musikal tentang seorang pemberontak yang begitu ditakuti penguasa sehingga hari-harinya diisi dengan nyanyian dan tarian angsa, dan di dimensi lain lagi --bajak udara yang menguasai jalur penerbangan dari Mars hingga Ganymede, Jupiter.

Tapi dari wajahnya yang pias kutangguk kesedihan khas koleris sanguinis. Mungkin hatinya seberat batu gunung Sisyphus atau salju yang membengkokkan dahan pohon ke bumi. Keduanya beban hidup yang tak tertanggungkan bagi Re.

Dia menangkupkan tangan ke wajahnya,  menatap cahaya rembulan dini hari yang menerobos dedaunan sonokeling dari sela-sela jari.

Embun yang baru terbentuk berkilauan bagai mata rindu.

Cakung, 8 November 2020

Sumber ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun