Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng Hitam Putih (1)

10 Juni 2020   22:52 Diperbarui: 11 Juni 2020   19:18 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nina tersenyum dan meminta agar ayah membuka jendela. Hari yang cerah dengan langit biru jernih. Udara segar baik buat kesehatan. 

Ayahnya balas tersenyum dan memenuhi permintaannya.

"Ada yang lain?" Ayah dan bundanya bertanya sebelum mereka pergi.

"Tidak, aku akan baik-baik saja," katanya kepada mereka. "Aku akan membaca buku sebentar sebelum tidur."

***

 Dan kemudian Nina sendirian. Sendiri di rumah yang besar, tanpa suara sama sekali selain bunyi 'bip' mesin yang mengawasi jantungnya agar tetap berdetak. Dia mencoba membaca bukunya, tetapi sinar matahari yang menerpa wajahnya membuatnya mengantuk. 

Nina menutup matanya, dan dia tertidur untuk berapa waktu yang dia sendiri tak tahu. Tak cukup lama untuk bermimpi, tetapi cukup untuk hilang kesadaran diri. Mungkin hanya sekejap, mungkin dua kejap. Tak lebih.

Tapi dia tersadar bukan karena memang sudah waktunya bangun. Suara burung gagak hitam yang menggugahnya dari tidur. Bukan hanya burung gagak. Nina juga merasa hangat, kehangatan yang terlalu hangat untuk bulan Juni.

Ketika dia terbangun sepenuhnya, dia melihat bahwa seekor gagak hitam legam bertengger di kusen jendela. Dia juga melihat sesuatu yang lain, sesuatu yang membuatnya menjerit ketakutan.

Kursi tempat bundanya duduk sebelum dia tidur, kursi yang seharusnya kosong, telah diisi oleh sosok asing. Di matanya, sosok itu tampak seperti manusia, tetapi juga bukan manusia. 

Meski memiliki wajah lengkap dengan mata, mulut, hidung dan sebagainya, punya lengan dan kaki seperti halnya manusia, bahkan mengenakan jubah hitam dengan kemeja putih perak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun