Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mesin Peramal

17 Juni 2019   12:56 Diperbarui: 17 Juni 2019   13:06 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya memasukkan data baru berdasarkan pengetahuan saya tentang Viktor, dan begitu saya melakukan koreksi, hasil yang lebih akurat muncul. Mula-mula teman kami akan mati dalam gua, dan tiga jam kemudian, Viktor akan menembak mati saya.

Tapi saya masih berpikir saya bisa lolos dari takdir saya.

Ketika Viktor menurunkan tas peralatannya untuk menjelajahi terowongan, saya mengambil pistolnya mengeluarkan dua butir peluru kaliber .357. Sebelum saya dapat memutar silinder lagi, saya mendengar Viktor kembali. Maka saya kembalikan senjata itu ke sarungnya.

Saat itulah hitungan episode gua dimulai.

Mengapa saya tidak mengambil pistol itu untuk saya sendiri?

Saya tidak ingin membuat Viktor curiga. Itulah pikiran saya saat itu. Sekarang, saya tidak begitu yakin lagi. Saya jadi bertanya-tanya apakah keragu-raguan saya sudah diperhitungkan oleh mesin.

Duduk dalam kegelapan, saya menggigil kedinginan yang bukan disebabkan oleh lingkungan. Tiga jam. Sudah dua jam lebih berlalu, saya hanya butuh kurang dari satu jam lagi untuk keluar hidup-hidup dari gua ini.

Terdengar suara bergema di dalam terowongan. Gelak tawa yang membuat bulu kuduk saya merinding. Viktor telah menemukan tempat persembunyian saya.

Saya meraba-raba di tanah dan menemukan sebuah batu.

Saatnya untuk mengetahui apakah masa depan dapat diubah.

 

 

TAMAT

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun