Penemunya adalah Charles Babbage. Babbage tidak memiliki cukup dana untuk membuatnya, tapi saya berhasil merancang purwarupa saya sendiri di kontrakan saya di Bandung, dengan beberapa perbaikan dan pengembangan, saya berhasil mendesain versi digitalnya.
Mesin yang saya buat bahkan jauh lebih baik daripada yang dirancang Babbage. Berikan masukan yang benar dan tekan tombol 'Enter', dan mesin itu akan memberi tahu Anda apa pun yang ingin Anda ketahui: masa lalu atau masa depan.
"Aku sudah tahu tentang masa lalu," kata Viktor padaku. "Yang aku mau tahu tentang masa depan."
Jadi dia memberi saya uang. Saya tidak berani menanyakannya dari mana asal uang tersebut.
Saya mengganti seluruh sistem tuas engkol dan uap mesin Babbage dengan sistem elektronik digital. Hasil akurat hingga 128 digit desimal ditampikan pada tampilan layar sentuh lebar.
Begitulah cara kami memutuskan untuk mengumpulkan kru untuk ekspedisi kami. Begitulah cara saya menemukan pada hari tertentu dalam rentang waktu tertentu, kami akan menemukan tambang emas yang terlantar.
Ketika kami menemukan tambang itu, rasanya begitu bahagia seperti kerbau masuk ke kubangan. Kemudian nama saya padam.
Oh, sial, kata saya dalam hati. Pasti kehabisan daya.
Tapi kemudian saya menyadari bahwa nama Viktor masih menyala.
Saat itulah saya sadar. Kami semua akan mati, kecuali Viktor.
Tadinya saya mengira, kesalahan terletak pada mesin analisis. Transfer data yang salah mengakibatkan beberapa informasi hilang. Dengan kata lain, solusi jangka panjang mesin itu salah.