Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kopi Instan

11 Juni 2019   00:05 Diperbarui: 11 Juni 2019   00:17 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syauki menjadi pecandu kopi sesaat setelah Dewi pergi.

Dewi membawa mesin espresso bersamanya. "Abang tak pernah memakainya", katanya. Sebagai gantinya, dia meletakkan mesin pembuat jus di meja dapur.

Tetapi membuat jus tidak semudah yang dibayangkan lelaki manapun. Sisa-sisa jus yang lengket dan susah dibersihkan membuat Syauki frustasi. Dia suka minum jus buah dan kini membutuhkan secangkir kopi. Saat memeriksa lemari gantung di atas kompor tempat Dewi menyimpan serba-serbi botol berisi bumbu yang aneh-aneh, di bagian belakang dia menemukan sebungkus kopi instan isi 30 sachet. Plastiknya belum dibuka, tanggal kedaluwarsa seminggu lalu.

Syauki merebus air, menyobek bungkus kopi, memasukkannya ke dalam cangkir mug, menuangkan air panas, mengaduk dengan sendok teh, lalu mencicip seteguk. Rasanya menjijikkan. Seteguk lagi. Menjijikkan, menjijikkan, menjijikkan, begitu seterusnya hingga cangkir itu kosong. Lalu dia membuat secangkir kopi lagi.

Minum kopi instan menjadi kebiasaan barunya.

Dia membuat kopi dan duduk di teras sambil bersenandung lagu ciptaannya sendiri.

"Aku lelaki, sungguh-sungguh seorang laki-laki." Nadanya sumbang. 

Sambil bernyanyi, dia membayangkan bahwa dirinya seorang pendekar pembela kebenaran yang baru turun gunung. Tanpa sadar bibirnya menyiulkan lagu pembuka drama serial silat "Pendekar Pemanah Rajawali". Semasa kecil dulu, dia sering menonton drama kungfu tersebut dari pemutar video Betamax bersama neneknya.

Dia pergi ke garasi untuk membongkar kotak-kotak kardus dan menemukan kostum Naruto yang dipakainya untuk parade cosplay sebelum Dewi mengatakan bahwa baju itu sudah pudar dan usang. Syauki memakainya, lalu duduk di teras sambil minum kopi instan dan menyanyikan lagu ciptaannya "Aku lelaki, sungguh-sungguh seorang lelaki yang pantang menyerah," dilanjutkan dengan siulan lagu pembuka Pendekar Pemanah Rajawali diselingi Terajana.

Membayangkan dirinya sebagai Jacky Chen, Syauki berpura-pura kopi instan yang diminumnya adalah arak yang memabukkan.

Dewi muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun