Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Impian Tanpa Batas

30 Mei 2019   13:06 Diperbarui: 31 Mei 2019   18:56 2299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: novayagazeta-ug.ru)

Apakah Anda pernah berpikir bahwa semua benar adanya? Bagaimana jika saya katakan bahwa semuanya benar?

Bagaimana jika setiap yang pernah terpikirkan benar adanya? Bagaimana jika semua kitab suci dan kurang suci benar? Bagaimana jika semua teori yang didalilkan para ilmuwan benar? Bahwa bumi bundar tapi ada juga yang datar? Bagaimana jika setiap legenda urban benar? Setiap khayalan yang samar-samar, setiap prosa pendek, setiap pikiran negatif yang menyedihkan, setiap pikiran positif yang penuh pengharapan...

Semuanya benar.

Semuanya.

Bagaimana jika pikiran setiap makhluk adalah benih yang melahirkan alam semesta baru? Semesta yang paralel dengan alam semesta asalnya bermula. Bagaimana jika alam semesta kita dilahirkan oleh pemikiran beberapa makhluk lain yang jauh yang dipuja sebagai dewa oleh nenek moyang?

Dan pikiran kita menjadikan kita para dewa makhluk semesta lain.

Berapa lama pikiran bertahan? Jika Anda terus-terusan bermimpi, apakah Anda pernah terbangun darinya? Bagaimana jika ternyata Anda hanya bermimpi terbangun dari mimpi? Mimpi itu sendiri akan terus berlanjut tak terbatas. Dan, jika  terus terjadi hingga tak terbatas, maka hal itu mungkin saja terjadi.

Karena dengan demikian tak ada batas antara persepsi dan realita.

Realitas kita dibangun pada trimatra ruang dan satu sumbu waktu, tapi persepsi kita menjangkau sampai ke luar dunia.

Pikiran yang melahirkan alam semesta kita masih belum berakhir, tetapi pikiran kita melahirkan alam semesta lain yang berputar di dalamnya. Seorang pemimpi memimpikan seorang pemimpi memimpikan yang memimpikan pemimpi bermimpi tak terhingga...

Bagaimana jika saya katakan bahwa itu semua benar?

Bagaimana jika saya katakan bahwa saya bisa membuktikannya?

Saya katakan bahwa saya akan membuktikannya ...

Jika dalam kehidupan fana yang singkat ini Anda memikirkan jawabannya, pikiran Anda itu adalah jawabannya. Pikiran adalah bukti dari pikiran dan kita, bahwa kita adalah para dewa yang mengambang di samudra eksistensi yang melahirkan seluruh alam semesta.

Siapa yang menjadi pemimpi dan mimpi? Mungkin keduanya. Sementara yang satu terbangun dari yang lain, eksistensi yang lain mengesampingkan eksistensi yang lama untuk keberadaannya yang singkat.

Hayo bangun...

Saya akan bangun dan mimpi ini akan berakhir. Segera alam semesta di mana Anda membaca ini tidak akan ada lagi, tetapi semesta saya akan bertahan. Semesta saya akan tetap ada sampai pemimpi yang memimpikan kita terbangun dari mimpinya.

Berapa lama usia sebuah pikiran atau mimpi?

Apa maksud pertanyaan itu? Pikiran menginginkan keindahan perspektif, karena lebih penting pemikiran dan mimpi itu ada daripada berapa lama hal itu terjadi.

Kelopak mata saya mulai berkedip-kedip. Sudah waktunya bangun. Saya akan meninggalkan semesta ini. Cahaya matahari yang menerobos jendela atau alarm yang berdering atau deru sepeda motor melintas kencang akan membangunkan saya.

Mungkin saya akan terbangun di tengah medan pertempuran atau ranjang rumah sakit. Siapa yang tahu ada apa di luar mimpi ini, tetapi sekarang---

Di sini, saat ini.
Dalam mimpi ini.
Sekarang.
Anda cantik.

Anda cantik dan saya ingin Anda tahu itu. Dunia ini indah, tempat ini, taman ini, ruang dan pikiran... Cahaya keemasan mewarnai langit biru yang tiada akhir membawa Anda tinggi ke angkasa tanpa batas.

Tanpa batas.
Saya harus pergi.
Bangun ...

Tapi ---tapi, jika Anda menginginkan saya, jika Anda ingin tetap hidup, pikirkan saja tentang---

TAMAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun