Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pencuri Mesin Waktu

16 Mei 2019   12:27 Diperbarui: 16 Mei 2019   12:43 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukan aku. Kamu, ya?"

"Tidak, aku pikir kamu yang melakukannya--"

"Tidak, aku tidak melakukannya karena aku pikir itu tugasmu."

"Aku juga pikir itu bagianmu. Sekarang kita terjebak."

"Sial!"

"Tidak ada gunanya marah-marah. Apa yang akan kita lakukan? Kita hanya punya satu kesempatan untuk keluar dari sini sebelum mereka memindahkan alat ini."

"Yah, mengapa tidak kita tekan saja tombolnya?"

"Ehmm ..."

"Ayolah, kita tekan saja. Apa yang mungkin lebih buruk dari ini? Jika kita menyentuhnya hanya me-reset linimasa kita beberapa menit saja. Kita harus sudah berada di luar saat itu. Nanti kamu tinggal membawa alat yang tepat untuk mencuri mesin waktu ini dan kita tidak akan berada di sini membuang-buang waktu sia-sia."

"Ehm, baiklah, kurasa itu masuk akal. Tidak ada ruginya mencoba."

"Bagus kalau begitu--"

"Tunggu! Kita harus memikirkan lagi dampaknya sebelum kamu menekannya ... "

"Baik."

"Ketika kamu mengaktifkan mesin waktu, kita kembali sekitar sepuluh menit saat kita dalam perjalanan ke tempat ini. Kamu harus keluar untuk mendapatkan gawai anti-gravitasi genggam agar kita dapat membawa peralatan canggih ini. Selanjutnya kita kembali ke sini dan kita mencuri alat ini dengan sukses. Betul?"

"Betul."

"Oke ... Tekan tombolnya!"

Klik.

Untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya, klik di sini.

Bandung, 16 Mei 2019

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun