Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warna Masa

29 Juni 2021   18:00 Diperbarui: 29 Juni 2021   18:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.new-startups.com

"Sejarah hanya ingat dua warna," dia mulai berbicara, "apa saja?"

"Hitam putih?" Somad balik bertanya.

"Mengapa begitu?"

"Hmm ..."

"Kilas balik di film-film selalu hitam dan putih," jawab Sam, penggemar film lawas.

Semua orang tertawa, kecuali dia.

"Lihatlah betapa kuatnya pengaruh televisi kepada kita semua," dia mendesah.

"Sejarah hanya mengingat dua warna," lanjutnya, "merah dan hitam. Kenapa merah dan hitam? "

Diam.

"Darah para pahlawan dan tinta para sastrawan," dijawabnya sendiri.

Mereka semua bingung.

"Siapa yang tahu Yin-Yang?"

"Kekuatan yang berlawanan tapi sebenarnya saling melengkapi," kata Parman penggemar komik silat.

"Benar. Sekarang bagaimana darah dan tinta terkait? Karena darah mengandung tinta dan sebaliknya."

Kelas tampak semakin bingung.

"Pengorbanan pahlawan membawa kehidupan bagi sastra. Pada gilirannya, sastrawan menuliskan epos para pahlawan yang membuat mereka tetap hidup. Keduanya abadi selamanya.Ada yang bilang pena lebih kuat dari pedang. Seharusnya mereka mencoba masuk ke Mordor bersenjatakan pena," katanya sambil tersenyum.

Warung kaki lima itu berguncang oleh tawa. Ada yang pernah menonton Lord of the Rings, namun sebagian besar belum.

"Jangan salah sangka," dia menghentikan tawa mereka.

"Pena juga penting, sama pentingnya dengan pedang."

"Apa warna kekinian?" Sam bertanya sambil bercanda.

"Warna uang, hijau."

Sebelum ada yang bertanya, dia melanjutkan.

"Dan masa depan? Ada yang bilang hitam, yang lainnya putih. Apapun warna yang ada di dalam pikiranmu, sesungguhnya warna itu masih fiktif, belum tergores di kanvas kosong.  Kalianlah pelukisnya. Sudah, aku mau narik becak dulu."

Bandung, 11 November 2017

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun