Sekarang kita coba menghitung dengan aritmatika biasa.
1. Nominasi Kompasiana Award 2016 tanggal 19 September 2016, saya kutip tulisan berikut, " Ikhwanul Halim: Berkarya itu memerlukan konsistensi. Ini merupakan kalimat yang tepat untuk menggambarkan Kompasianer yang satu ini. Menjadi kompasianer sejak Agustus 2015, karya-karya tulisnya telah dinikmati oleh satu jutaan pembaca."
2. Kompasianer Terpopuler Februari 2017, "Selama sebulan penuh, Kompasianer ini berhasil membuat 35 tulisan dengan 100.353 netizen yang melihatnya."
3. Kompasianer Terpopuler Agustus 2017, "Dengan tulisan-tulisan fiksinya yang bervariasi, dia berhasil menarik sebanyak 122.767 pembaca."
Dengan pembulatan ke bawah, maka total pembaca sebelum pengumuman Nominasi Kompasiana Award 2016 + Februari 2017 + Agustus 2017 = 1.000.000 + 100.000 + 122.000 = 1.222.000 pembaca.
Bandingkan dengan jumlah total pembaca 1.199.398 dari tanggal 5 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 24 September 2017.
Google Cache bukan Internet
Seperti halnya internet.org yang diinisiasi Mark Zuckerberg, Google cache bukanlah internet. Cache adalah penyimpanan/arsip file, baik untuk mempercepat pengambilan file, atau---dalam kasus Google cache---untuk dipanggil jika situs asli offline atau ditutup selamanya. Saya mencoba mengajak merenungkan hal ini (dengan cara penulis fiksi) dalam cerpen berjudul Nama Tuhan.
Tidak ingin berpanjang lebar tentang teknologi Google cache, namun saya menduga bahwa admin K menggunakan data dari Google cache untuk memperbarui beberapa bagian artikel, termasuk hits.