Jim Fixx, penulis buku terlaris The Complete Book of Running, menyelesaikan beberapa lomba marathon sebelum terkena serangan jantung yang mengakhiri hidupnya tahun 1984. Dalam kebanyakan kasus,  mereka yang tewas setelah berolahraga marathon mempunyai riwayat masalah jantung, kolesterol tinggi dalam keluarga. Namun menurut sebuah riset tahun 1996, risiko serangan jantung fatal selama periode 24 jam setelah marathon hanya satu dari 50.000.
Maka, jika Anda berusia pertengahan empat puluhan ke atas, harus mendapatkan persetujuan dokter sebelum berlatih untuk mengikuti lomba marathon
 c. Osteoarthritis
meski belum cukup bukti mengenai korelasi antara lari dan osteoarthritis, konsensus umum adalah osteoartritis sekunder berhubungan langsung dengan riwayat cedera sendi. Cedera ini bisa bervariasi dari yang akut sampai yang kronis dengan rasa sakit yang ringan atau parah. Cedera sendi yang berlebihan sering terjadi di kalangan pelari jarak jauh.
Pelari harus secara konsisten menggunakan teknik yang tepat. Mempertahankan cara lari yang tepat menjadi lebih sulit dalam jarak yang lebih jauh karena kelelahan dan lamanya waktu berjalan. Cedera Pelari dengan massa tubuh besar harus memperhatikan cedera sekecil apapun karena lebih mudah terkena osteoartritis di persendian.
d. Cedera lainnya
Selain cedera berlebihan, pelari jarak jauh juga bisa mengalami lecet, ketegangan otot, kram otot, lecet kulit, kelelahan, dan pusing. Kebanyakan pelari marathon mengalami nyeri otot, namun pelari marathon elit juga mengalami gangguan pencernaan dan nyeri punggung atau sendi. Telah dilaporkan bahwa 29 sampai 43 persen pelari marathon mengalami cedera selama latihan.
e. Perubahan Berat Badan
Banyak orang berlari marathon dengan tujuan menurunkan berat badan. Pelari jarak jauh harus meningkatkan asupan kalori untuk mempertahankan stamina. Sewaktu berlatih, pelari terbiasa memakan karbohidrat secara signifikan dalam jumlah besar. Setelah marathon selesai, masa istirahat diperlukan agar tubuh pulih. Seringkali, motivasi untuk berlari juga telah terkuras karena marathon sangat menuntut stamina. Masa istirahat dikombinasikan dengan kebiasaan makan kalori tinggi dan diet berkarbohidrat bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
f. Sistem kekebalan tubuh
Olah raga marathon akan membuat sistem kekebalan tubuh dipaksa secara berlebihan. Karena kortisol yang diproduksi untuk mengurangi peradangan, sistem kekebalan tubuh kemudian menjadi terganggu. Pelari marathon disarankan mengkonsumsi vitamin C, menghindari stres dan cukup tidur untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.