"Apa yang akan saya masukkan ke dalam museum? Mungkin sebuah museum! Akan menjadi peninggalan yang menghibur dari masa lalu kita." - John Hodgman.
08.56. Pesan whatsapp masuk dari Mbak Muthiah Alhasany, admin CLICKompasiana. Â
"Assalamualaikum. Tunggu ya. Sy masih di kereta."
Saya dan istri memang sampai terlalu cepat di  Stasiun Jakarta Kota yang menjadi tempat berkumpul anggota CLICKompasiana. Komunitas Kompasianer pengguna Commuter Line, pada hari itu (Minggu, 10 September 2017) punya agenda 'halan-halan' mengunjungi 3 museum di Kawasan Wisata Kota Tua, Jakarta. Waktu berkumpul ditentukan jam 10.00 WIB.
Karena masih ada waktu, saya dan istri memutuskan untuk mengademkan tubuh di gerai J.Co. Maklum, sebagai warga Bandung, hawa panas kota Jakarta cukup menyiksa.
Pertama kali mengenal CLICKompasiana adalah saat Kompasianival 2015 di Gandaria City, Saya belum menjadi anggota. Saat itu, saya belum mengerti banyak tentang komunitas-komunitas Kompasianer yang ada.
Stasiun Jakarta Kota yang terkenal juga dengan sebutan Stasiun BEOS (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij, Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur) belum terlalu ramai, mungkin karena saat itu hari Minggu dan jalan-jalan di sekitar stasiun banyak yang ditutup bertepatan dengan Car Free Day Kota Tua yang rutin diselenggarakan hari minggu kedua setiap bulannya.
10.08. Masuk lagi pesan whatsapp Mbak Muthiah masuk lagi.
"Ada di sebelah mana?"
"J.Co," balas saya singkat. Setelah meneguk cappucino hingga tandas, saya mengajak istri keluar. Ternyata Mbak Muthiah sudah menunggu dengan Annisa Pradita, Kompasianer muda yang baru bergabung dengan CLICK.
"Kita masih menunggu Giovanni. Pak Berthy akan menyusul. Erni dalam perjalanan," ujar Mbak Muthiah setelah saling bersalaman.
Tak lama Giovanni yang dtunggu muncul. Kawasan Wisata Kota Tua menyimpan beberapa obyek wisata, dan hari ini kami akan mengunjungi tiga museum yang terdapat di sana. Kata-kata komedian John Hodgman yang menjadi pembuka tulisan ini cocok sekali menggambarkan apa yang akan kami nikmati sesaat lagi: museum dalam museum.
Di bawah langit cerah Jakarta, kami berlima menuju Museum Sejarah Jakarta atau yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Fatahillah, tujuan pertama kami. Setelah menyusuri trotar jalan Pinangisa yang bau pesing oleh kencing dan kotoran kuda menguar di udara, melintasi Taman Fatahillah yang ramai dengan muda mudi dan keluarga sibuk berfoto ria, akhirnya kami tiba di depan gedung yang dulu bernama Stadhuis van Batavia, Balaikota Jakarta.
BERSAMBUNG
Bandung, 21 September 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H