Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ampon Yan: Dari Banda Aceh Menggoda Ibu Kota

13 September 2017   21:43 Diperbarui: 14 September 2017   23:09 4186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Ampon Yan (dok. pri)

AY
Ada kegamangan menterjemahkan itu. Mestinya dengan adanya Visit Indonesia Year, Visi Aceh Year, Visit Banda Aceh Year, mestinya yang diuntungkan adalah senimannya, tapi kenyataannya berbeda. Berarti ada yang salah di sini. Apa itu, ya? Mungkin cara kerjanya.

IH
Naskah-naskah drama Ampon Yan, apakah pernah dibukukan?

AY
Belum, belum ada.

IH (sok bijak)
Seharusnya, pemerintah daerah mendukung penerbitan sastra daerah termasuk naskah drama. Shakespeare dikenal dunia karena naskah-naskah dramanya dicetak.

(Selain belum ada naskah drama karya Ampon Yan yangbelum dibukukan, penampilan Teater Kosong juga belum tersedia dalam format digital. Sangat disayangkan karena serial Komedi Ampon Yan telah mencapai episode ke-50.  Bandingkan dengan grup lawak Aceh lain semisal Eumpang Breuh atau kumpulan anak muda Apache 13 yang sukses menelurkan album VCD.

Kalaulah ada sponsor yang mau, tak terlalu mahal untuk turut berperan menjaga kelangsungan Teater Kosong yang sudah cukup lama berkiprah di dunia seni Aceh.)

Penulis bersama Ampon Yan (dok. pri)
Penulis bersama Ampon Yan (dok. pri)
Bandung, 13 September 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun