Namun sebagai penulis, aku menulis fiksi yang terinspirasi oleh realita menjadi kesadaran baru, realita alternatif, berbagai kebolehjadian. Problematika dunia postmodern bukan lagi menyetarakan wanita dengan pria, namun lebih pada pergulatan persepsi tentang bagaimana menjadi manusia yang bermartabat. Pekerja karir dan wanita rumahan. Terekspose dan tertutup. Tulisan-tulisanku, meski berupa fiksi, tak kurang yang mengangkat tema ini. Bukan hanya sebagai bumbu atau nuansa alakadarnya, tapi sebagai esensi tema sentral cerita, meski hanya cerita mini kurang dari seribu kata.
Pergulatan pemikiran tentang hal-hal tersebut harus dilakukan secara terbuka tanpa bias, tanpa niat mematikan daya nalar, mengolok-ngolok perbedaan ataupun pembenaran sendiri.
Sudah saatnya para wanita move on dari tema kesetaraan gender
Untuk itu, komunitas penulis seperti Ladiesiana justru harus dipertahankan eksistensinya agar pemikiran-pemikiran tentang peran wanita DAN pria mempunyai saluran bebas hambatan. Pemberitaan-pemberitaan yang tak terliput media utama tentang kegiatan menyangkut gender dari berbagai sisi poleksosbud saintek juga perlu terus dikemukakan.
Bukankan itu salah satu visi dan misi Ladiesiana?
Penutup yang benar-benar singkat
Sebenarnya kalimat di atas merupakan penutup dari tulisan ini. Kesimpulannya: selama masih ada yang ingin mepertahankan Ladiesiana, perjuangkan terus. Jadi sebagai sebuah cita-cita. Â
Aku hanya ingin membuat catatan kecil.
Alangkah diskrimatifnya dewan juri jika memberikan poin lebih pada artikel ini karena penulisnya seorang pria.
Terima kasih.
Bandung, Â 9 Maret 2017