Udara pagi itu sejuk. Langit agak mendung dan angin bertiup sepoi-sepoi mengiringi perjalanan Lupus dan Poppy. Lupus mengendarai motor matic-nya santai, padahal jalanan tak terlalu ramai. Maklum masih terlalu pagi dan hari Minggu pula.
“Sekolah di mana, Pop?” tanya Lupus untuk mengusir kantuk yang menggayut di matanya.
“SMA Merah Putih,” jawab Poppy.
“Lho, aku juga di SMA Merah Putih! Kelas berapa?” tanya Lupus lagi. Heran juga, makhluk semanis ini bisa luput dari perhatiannya!
“Besok baru resmi jadi murid SMA Merah Putih. Aku baru pindah ke Jakarta,” Poppy menjelaskan.
“Ooooh,” bibir Lupus membentuk bulatan monyong seperti hendak selfie gaya bebek.
Saat bibirnya monyong itu, ternyata mereka sudah sampai di tujuan. Motor matic Lupuspun berhenti di depan pintu pagar rumah Poppy.
“Boleh kapan-kapan aku main ke rumahmu?” Lupus memohon penuh harap.
“Boleh,” Poppy menjawab sambil tersenyum manis. Tak lupa ia menyodorkan selembar uang ke Lupus.
“Sekali ini gratis,” Lupus balas tersenyum super garing.
“Makasih, ya. Sampai ketemu besok di sekolah,” Poppy membuka pintu pagar dan menghilang ke dalam rumah.