Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indonesia Masuk Tiga Besar Negara Penyumbang Emisi Karbon 2015

27 Oktober 2015   22:22 Diperbarui: 27 Oktober 2015   23:21 3783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena kebakaran hutan yang selalu terjadi  setiap tahun, Indonesia termasuk dalam sepuluh besar penyumbang emisi karbon dunia (510 Mega ton CO2e, data tahun 2013), meskipun secara dalam hitungan per kapita kita hanya berada di urutan ke 20. Hal ini lah yang menjadi kita ‘agak selamat’ jika harus membayar ‘pajak’ emisi karbon. Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yoedhoyono, telah dilakukan beberapa kebijakan untuk mengurangi emisi karbon, di antaranya dengan menawarkan insentif  bagi investor GIS dan Moratorium Derofestasi tahun 2011 dan diperpanjang lagi pada tahun 2013.

Tapi dengan kejadian kebakaran hutan yang dikatakan sebagai ‘kisah bencana iklim terbesar planet bumi’ masih berlangsung sampai saat ini, diperkirakan Indonesia masuk 3 besar penyumbang polusi emisi karbon tahun 2015, dengan ‘produksi’ 1,35 Giga ton CO2e.

Kejadian ini mengundang keprihatinan dunia, terbukti dengan ukuran bantuan yang ditawarkan negara-negara sahabat. Negara-negara sepeti Malaysia, Singapura, Jepang dan Rusia menawarkan armada pesawat pemadam kebakaran mereka. Duta Besar Amerika untuk Indonesia Robert O Blake Jr mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan memberikan bantuan awal sebesar 2,75 juta dolar AS atau Rp 37,4 miliar untuk mendukung upaya Indonesia mengatasi dampak kebakaran hutan dan kabut asap.

Bulan lalu, pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo telah berjanji kepada UNFCCC  mengurangi kontribusi emisi karbon sampai 26 persen pada tahun 2020 dan jika diberi bantuan finansial sebesar 6 Milyar USD, akan menurunkan emisi karbon sampai 41 persen pada tahun 2030.

Jadi, sebenarnya bantuan yang akan kita terima adalah ‘bayaran’ untuk janji yang telah kita berikan, meskipun tersirat bahwa dunia masih meragukan pemerintah Indonesia mampu mewujudkan janji tersebut, terlebih lagi dengan adanya wacana pencabutan moratorium izin penebangan hutan Januari kemarin oleh Menteri Kehutanan, Siti Nurbaya.

Penutup

Kebakaran hutan dan kabut asap yang sedang terjadi oleh NASA dinyatakan sebagai rekor baru.  Korban sudah tak terhitung. Merincikan kerugian dalam angka-angka justru hanya mengurangi arti dari RUGI itu sendiri. Anak-anak yang kehilangan masa depan. Tumbuhan dan hewan yang terancam atau bahkan sudah punah. Iklim global yang berubah. Bahkan rasa empati yang hilang demi membela orang per orang.

Yang kita butuhkan sekarang adalah membantu segera para korban, menemukan inti masalah dan solusinya, bersikap rendah hati, bekerja pintar tanpa basa-basi, bertindak tegas mengadili dan menghukum pelanggar undang-undang tanpa pandang bulu, dengan prioritas mafia kelas berat terlebih dahulu!

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun