Sabtu pagi, di musim gugur 2017, alarm dari telepon genggam berbunyi cukup kencang dan lebih pagi dari biasanya. Tentu saja karena kami (mahasiswa asal Indonesia yang saat itu sedang studi di Marshall University dan seorang Profesor asal Indonesia yang bekerja di Marshall University - pen) berencana melakukan perjalanan ke Louisville, Kentucky.
Memang tak ada misi khusus kesana, setidaknya bagi saya sekali seumur hidup bisa mengunjungi kota tersebut.Â
Seperti biasa, masing-masing dari kami harus mengusulkan daftar tempat yang akan dikunjungi selama disana. Saya pun ikut menambahkan daftar tujuan, yakni sebuah pemakaman umum. Ya, benar, pemakaman umum.Â
Ditempuh lebih kurang 3 jam perjalanan darat dari kota Huntington, West Virginia, kota Louisville sejatinya berbatasan dengan kota Jeffersonville, Indiana. Adalah sungai Ohio, sebagai pembatasnya dan jembatan Big Four Bridge menjadi penghubung kedua kota ini.
Pemakaman Cave Hill Cemetery dibangun pada tahun 1848. Bermula dari area pertanian bermata air yang mengalir dari sebuah gua yang hampir terkena imbas pembangunan jalur kereta api. Untuk menunda penggusuran, kawasan tersebut dijadikan tempat isolasi bagi pasien yang memiliki penyakit menular.Â
Tahun berganti, kebutuhan akan pemakaman umum tak terelakkan, sehingga dewan kota Lousiville sepakat menjadikan lahan tersebut sebagai pemakaman yang bernama Cave Hill Cemetery.
Kesan pertama tergambar bahwa pemakaman ini diperuntukkan untuk kalangan kelas menengah atas, yang terlihat dengan dominasi ornamen Eropa abad ke-19, ciri khas Era Ratu Victoria.
Dari pintu utama Cave Hill Cemetery, dengan menggunakan mobil, pengunjung akan dipandu oleh marka garis tak putus berwarna kuning tebal yang berujung di salah satu makam tokoh bisnis Amerika dan bahkan dunia, yakni Colonel Harlan Sanders.