Namun sederhananya penulis membayangkan jika lantai-lantai di sepanjang koridor sekolah tempat lalu lalang siswa tertanam teknologi untuk menangkap sumber gesekan/friksi kemudian mengubah dan menyimpannya menjadi energi listrik siap pakai jika sewaktu-waktu dibutuhkan seperti halnya teknologi panel surya (solar cells).
Untuk menghindari bahwa khayalan ini plagiarism, boleh jadi ketika penulis berpikir seperti ini jauh sebelumnya sudah tercipta teknologi dimaksud. Ternyata syukurlah benar ketika mencoba mem browsing didapatlah dua temuan akan teknologi ini persis seperti yang dibayangkan yakni triboelectric generator dan triboelectric nanogenerator yang masih dalam tahap pengembangan. Namun satu hal jika pembaca budiman yang kompeten di bidang ini tertarik mengembangkannya dan diaplikasikan secara massal dan lebih murah, bukankah lebih bermanfaat untuk kemaslahatan orang banyak?
Â
Melanjutkan alasan yang hilang dari paragraf kedua di atas (jika pembaca masih melanjutkan membacanya) sekaligus mengakhiri tulisan. Dengan penerapan teknologi ini di sekolah, tentu bukan tanpa sebab selain karena jumlah siswa sebagai sumber potensi penghasil energi, diharapkan siswa pun dapat terinspirasi akan ide-ide lainnya yang berawal dari prinsip 5 W (What,Why,What,Who,When) 1 H (How).
Menanamkan akan pentingnya efisiensi energi sejak dini tentu dimulai dari keluarga dan kemudian berlanjut di sekolah.Tidak hanya mengajarkan akan efisiensi energi tetapi sekolah diharapkan dapat pula mencetak generasi bangsa yang kreatif untuk menemukan sumber energi alternatif. Semoga
Salam Hijau
Perth, 02 Desember 2015
*) Keterangan Gambar Utama:Â Tinta bolpen yang dapat dihapus dengan bolpen 'Remove by friction' (sumber : foto pribadi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H