Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Demokrat Berang Cak Imin Digadang Bacawapres Anies, Ini Cara Membacanya

31 Agustus 2023   21:38 Diperbarui: 31 Agustus 2023   21:44 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit pict by : (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo) 

Hari demi hari dunia politik Indonesia jelang Pilpres 2024 terus mengalami dinamika yang tak terduga dan kadang membuat kaget jantung. Bagaimana tidak sedari awal prediksi demi prediksi banyak yang luntur dan jauh dari hitungan politik. 

PDIP sebagai partai pemenang dan peraih suara terbanyak di pemilu lalu umumkan Ganjar Pranowo sebagai Bacapresnya. Banyak juga yang menduga kalau posisi bacapresnya akan berlabuh ke Puan Maharani yang tak lain adalah puteri dai Megawati selaku Ketua umum PDIP. Ya , kembali lagi namanya dunia politik seperti tebak-tebak buah manggis.

Hari ini jagat politik nasional kembali terkejut-kejut dengan pernyataan Sekjen Partai Demokrat Teuku Rifky  yang menyatakan Anies Baswedan telah menyetujui kerja sama dengan Partai Nasdem ( Nasional Demokrat ) dan PKB ( partai Kebangkitan Bangsa) guna mengusung Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar )

Sontak, pernyataan petinggi Demokrat mengundang penasaran dan kebanyakan adalah kaget. Teuku Rifky menyatakan informasi tersebut berasal dari juru bicara Anies, Sudirman Said.

Tak kalah berangnya, Andi Arief pun membuat pernyataan dalam cuitan yang sangat emosional dengan menyebut Anies berdarah dingin tapi pengecut.

Terlepas dari tak terimanya Demokrat adalah konsekuensi dari suatu hubungan politik yang giat dibangun saat ini dengan hitung-hitungan diluar matematika.

Tak ada yang lurus dalam suatu komitmen politik membangun suatu tujuan dengan apapun caranya, namanya juga politik. Rifky menyatakan ini adalah bentuk penghianatan karena sudah ada piagam koalisi yang telah dibangun tiga parpol. Sebut saja Nasdem, PKS dan Demokrat.

Bagaimana respon dari PKB pun masih datar dan belum ada pernyataan resmi dari Cak Imin ( Muhaimin Iskandar ) selaku Ketua Umum PKB maupun jajaran petingginya.

Nasdem bisa jadi menjadi organizer utama dalam penentuan Bacawapres untuk Anies, namun hitung-hitungannya secara politik meminang Cak Imin belum dijabarkan. Tentu saja ini menjadi bagian rahasia dapur peramu politik tim inti yang agak ngeri-ngeri sedap juga jika dijabarkan.

Cak imin juga bukan tanpa hitungan yang bagi Nasdem merupakan aset terpendam dengan segala kemampuannya meraih suara di pilpres dengan komunitas besar dan keluarga besar nahdliyinnya. Jaringan suara pilpres Cak Imin bagai pukat harimau di beberapa kantung suara terbesar di Jawa. 

Tentu saja apapun yang sedang berjalan dan terjadi sekali lagi memiliki hitung-hitungan politik diluar matematis. Secara resmi Koalisi perubahan juga belum mengumumkan Bacawapres Anies. Tapi Cak Imin spontan akan naik polarisasi kepentingan politiknya dan inilah yang akan dipetik, yaitu memiliki daya tawar yang tinggi karena saat ini sedang berada di koalisi Indonesia Maju yang dikomandani Gerindra.

Apapun yang terjadi ya inilah dinamika politik, apapun bisa terjadi kita hanya tinggal menyaksikan apa lagi yang selanjutnya terjadi dan diprediksi semakin mendekati pilpres akan terus memanas dengan segala kejutannya. Apakah ini bagian " test the water "atau justru jadi madu pengundang lebah ?

Lantas bagaimana kedepannya ? Bisa jadi Ganjar - Anies, Anies- Ganjar, Prabowo- Ganjar. Andika Perkasa juga punya potensi kok dengan siapapun Bacapres yang diusung koalisi apapun. 

Tito Karnavian tak ada tertarik ditimang? tentu saja ada dan masuk dalam hitungan politik, hanya saja semua masih dalam kalkulasi dapur si mpu dapur politik masing-masing koalisi yang tak mungkin dibuka secara dini.

Demokrat sedang alami aksi reaktif dan terlihat secara politik terbuka memaksa AHY, Ketum Demokrat menjadi Bacawapres Anies.

(Isk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun