Kamu keliatan gelisah. Entah apa yang membuat kamu tak bisa sembunyikan kegelisahan. Kulihat sesekali angkat telepon dengan wajah sedikit murung. Lagu " Ikan di Dalam Kolam" sepertinya tak mampu redam kegelisahanmu.
Terhitung dari hari ini, ada sekitar 8 hari jelang lebaran Idul Fitri.
Hari terasa lama kamu jalani. Dalam suasan hening tetiba ada suara bertanya. " Anto, nanti tanggal 19 dan 20 April ini kamu masih bisa ya selesaikan sedikit pekerjaan di proyek yang di Bekasi?" tanya sang Project Manager ke kamu. Dipikiran kamu terbersit cepat bahwa lebaran tanggal 22 April.Â
Pertanyaan tersebut menambah kegamangan kamu akan hal yang sedang dipikirkan. Seakan tak menjawab secara lisan, kamu hanya diam seperti sudah memberi jawaban. Tapi pekerjaan mesti dikerjakan karena jadi bagian syarat tagihan kantor ke pemilik proyek.
Hari lebaran semakin dekat dan kamu bertambah lemas dan tak bersemangat. Bagaimana bisa aku tak bisa pulang kampung seminggu sebelum lebaran? gumammu sambil memeriksa peralatan kerja buat persiapan ke lapangan.
Kmu bertambah murung lagi ketika muncul kata Simbok dalam layar panggilan hp mu yang agak retak layarnya. Perlahan kamu angkat telepon dari Simbok." Assalamualaikum le, Wis meh lebaran durung mulih? tanya Simbok ke kamu. Terdengar suara percikan api kayu bakar dari luweng dapur Simbok yang memang sedang memasak air aren untuk dijadikan gula jawa.
"Iya mbok, aku nanti pulang tak lama lagi," jawab kamu dengan nada gembira seakan melupakan jadwal kerja yang masih belum tentu arahnya.
Obrolan antara kamu dan Simbok berlanjut ke rencana-rencana menyambut lebaran Idul Fitri , salah satunya obrolan tentang Surti. Surti gadis manis berambut panjang tetangga kamu sangat diidam-idamkan sama Simbok buat dijadikan menantu.Â
Pikiran kamu bertambah melayang lagi sebab Surti memang sosok gadis yang diidam-idamkan juga oleh kamu.
Maka semakin menggebulah pikiran hingga berkecamuk tak karuan. Kamu berharap sebelum lebaran bisa menyatakan ungkapan perasaan kepada Surti. Usai terima telepon kamu tampak memejamkan mata sambil menyilangkan tangan kananmu ke dada bagian kiri. Nafas panjang kamu hirup dan dihela kembali dengan panjang membayangkan diri sudah ada di kampung.
Nama Desa Sarangan terus terngiang. Desa tersebut memanggilmu sepanjang hari untuk kamu segera pulang.
Belum ada harapan hingga saat ini kamu bisa pulang lebih cepat. Sementara dalam perjalanan kerja di atas motor matic hitam kamu sudah melihat adanya rombongan pemudik yang sudah dengan gagah meluncur pulang kampung. " Ah tanggal berapa hari ini koq sudah banyak yang mudik ya?"tanya kamu dalam hati. Tak sadar hari berjalan sangat cepat walaupun di dalam perasaan kamu waktu sangat lama bergerak. " Ya ampun, sekarang sudah tanggal 18 april, empat hari jelang lebaran aku masih di Jakarta bahkan besok masih ada sisa pekerjaan yang mesti diselesaikan," obrolan kamu terhadap diri kamu terjadi di dalam hati.Â
Kamu semakin murung mengetahui peluang pulang kampung lebih cepat ternyata pudar. Pikiran kamu kosong dan tak sadar motor yang ditunggangi kurang kontrol. " Awas pak, ada kucinggggggg," teriak kencang seorang tukang cukur keliling peringatkan kamu. Kucing yang menyeberang hampir saja kamu tabrak jika tidak rem mendadak. Untungnya kecepatan motor tidak terlalu kencang sekali.
Sore terasa cepat hadir hingga terus menambah kegelisahan kamu. Terbayang selalu wajah Simbok ditambah lagi Surti yang memang kamu impikan. Surti gadis manis yang didambakan kamu memang layak. Selain manis dekat dengan Simbok, penurut dan juga sangat ringan tangan membantu setiap pekerjaan Simbok. "Sehabis lebaran ini Surti akan menjadi istriku sebelum direbut si Agus gondrong" bisik dirimu ke hati kamu sambil bercerita pesaingnya si Agus gondrong teman kecilnya yang juga naksir Surti .Â
Tek..tertekkkk tekkkk tekkkkkkk Dug dug dug. Dalam khayal yang melayang-layang terdengar bunyi  bedug mushollah samping kosan. Buka puasa telah tiba. Di kosan kecil ukuran 3x3 meter kamu menikmati buka puasa dalam kesendirian.
lima menit setelah buka puasa, hp kamu berbunyi. Di layar hp muncul nama yang kamu sangat sebali saat ini. Siapa lagi kalo bukan sang Project Manager itu. Ingin rasanya kamu tak angkat panggilan tersebut tapi sepertinya ada hal penting menyangkut pekerjaan yang sedang dikerjakan. " Assalamualaikum to, maaf ganggu kamu yang lagi buka puasa," Kata si Project Manager.Â
" Waalaikum salam pak, ga papa pak saya sudah buka koq," Balas kamu sambil menghisap rokok kretek yang jadi penggoda nafsu sepanjang hari puasa. " To, kamu ngga usah kerja besok ya, untuk kerjaan tanggal 19-20 April ternyata bisa dikerjakan nanti setelah lebaran,"kata atasan kamu . "Lah terus tagihan uangnya gimana pak" kamu agak serius dan intonasi naik.Â
" Tenang to, uang tagihan pekerjaan sudah dibayar karena kita sudah kasih beberapa jaminan administrasi," lanjut sang Project Manager. " Kamu sudah bisa libur ya"kembali disambung atasan kamu.
"Baik pak, kalau begitu terimakasih atas informasinya," kata kamu. " Oh iya, ada uang bonus to sudah di transfer ke rekening kamu dari bagian keuangan, bagian bonus dan apresiasi dari perusahaan atas dedikasi kamu selama 7 tahun ini," kata atasan Anto jadi penutup obrolan.
Kamu seperti masih seperti belum percaya dengan kabar tersebut. Perlahan kamu menggeser layar hp dan masuk aplikasi m banking coba cek informasi sang atasan tentang transferan bonus. Di luar dugaan kamu, jumlahnya sangat besar." Masya Allah empat puluh lima juta rupiah sudah ada di rekeningku,"kata kamu dengan suara yang agak keluar sedikit dari bibir.
Langsung terang pikiran kamu dan berkata kecil dalam hati," Mbok, aku pulang". "Surti, kan kulamar kamu sebelum lebaran, kan kuadakan pesta meriah hanya untukmu seorang dengan hiburan dangdut dan kupastikan ada lagu " Ikan di Dalam Kolam" dan kita menari kecil,"Anto sejenak diam dalam khayal
Usai shalat Magrib, tanpa banyak kata kamu berkemas membawa tas baju dan naik motor. " Mohon doanya mbok, anakmu pulang kampung semoga selamat dan sehat sampai kampung," Kata kamu sumringah dengan khayalan segala rencananya di lebaran kali ini.
(Isk)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H