Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Arah Jalan Pulang

24 Maret 2023   14:10 Diperbarui: 24 Maret 2023   14:11 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lekas bergegas aku pulang

Demi waktu tersisa

Enyahlah masygul 

Datanglah wahai sampan

Temaniku nikmati petrikor

Baunya harum mengantarku 

Sepanjang jalan arah pulang

Pulanglah ke titik itu

Di mana merah tetaplah merah

Kau akan damai di dalamnya

Basirah lampaui perkasanya mata

Hingga Kirana tak bosan menari

Kulihat mega sangat kalis

Tanpa hadirnya lokawigna

Erangan singa sepertinya tak terdengar lagi

Terbuai madah yang hadir saat senja

biasanya menjangan berlari kena risak singa

kini enggan rasanya singa mencium rudirah

Tersadar mentari sudah di ufuk

Aku masih berlari

Sesekali kulempar suar

Kau tahu yang kurindakan

Ketika bukit batu itu dengan nayanika

memanggilku tuh hampiri

Lekas bergegas aku pulang

Demi waktu tersisa

Enyahlah masygul 

Datanglah wahai sampan

Temaniku nikmati petrikor

Baunya harum mengantarku 

Sepanjang jalan arah pulang

(Isk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun