Tak tahu apalagiÂ
Entah kesal dengan siapa
Dalam hitungan sedepa waktu
Kalian hilang dan bahkan kita semua akan hilang
Tak seperti biasanyaÂ
Seakan suara rutin toa musholla berbisik
Speaker Masjid memberi nasihat
Hari ini Si "anu" meninggal dunia
kemarin juga ada Si "Anu" meninggal dunia
Entah lusa.............
Apa karena virus "itu"?
Virus apa ?
Ah menyebut nama virusnya saja ku malas
Apa memang saking bencinya ?
Tidak, lebih baik tak kusebutnya
Jangan-jangan bila kupanggil namanya dia akan datang ?Â
Kematian memang tak terelakkan
Siapa saja akan mati pada waktunyaÂ
Namun seperti diluar kebiasaan
Gerangan apa yang seakan tak terhentikan ?
Kita seperti anak rusaÂ
Di antara kepungan harimau liarÂ
Nalar bercengkrama dengan alam
Coba bertahan dari serangan sang virus
Virus yang akan tercatatÂ
Dalam sejarah kelam dunia
Melaju tanpa hentiÂ
Kematian adalah kewajaranÂ
sekalipun virus menjadi dalangnya
Andai saja bisa berbicara
Datanglah wahai virus..
Bicarakan apa maumu
Apa yang buat amukmu tak reda ?
Adakah jalan keluar ?
Aku tak tahu jelas sikapmuÂ
Ketika manusia bertumbanganÂ
Inikah perang ?
Perang tak terlihat?
Jadikanlah itu perang sesungguhnya
Teruslah berbuat baik dengan sesama
Sekalipun sang " Virus" siap memangsa kapanpun
Setidaknya mengingat seperti anak rusaÂ
Tak melawan dikunyah sang harimau liar
Berikan daging terbaik untuk harimau
Setidaknya Kebaikan harus tetap berjalanÂ
Di sela himpitan Sang "Virus"
Kematian tetaplah menjemput
Biarkan sang "Virus" terbahak-bahak dalam kuasanya
Enyahlah kau !! ( gumam hatiku)
(Isk)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H