Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Enam Pengawal Habib Rizieq Tewas Ditembak, Sepakat Seruan MUI Jateng agar Semua Pihak Menahan Diri dari Provokasi

7 Desember 2020   19:58 Diperbarui: 8 Desember 2020   05:36 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan grasa-grusu (terburu-terburu) kita tunggu saja kita berdoa agar semuanya dapat selesai dengan baik," ujar Ketua MUI Jateng Ahmad Daroji saat dihubungi kumparan, Senin (7/11).

Butuh kepala dingin dan upaya tokoh negara dan bangsa dalam hal ini hingga bisa menjernihkan keadaan yang sudah terjadi jikapun hal ini dianggap ada.

Perlu siapkan meja terbaik dalam jamuan bersama sambil bercerita dan menjadi tayangan cermat yang disaksikan para anak bangsa yang menyimak. Lupakan sejenak segala kepentingan dan teduhkan penat kepala yang sudah mendera dengan mereguk bersama cita-cita luhur para 'The Founding Father' bangsa ini.

Kita semua pernah lalui catatan kelam di berbagai era terlebih era orde baru di mana tumbuhnya kekuatan penuh atas dahaga kekuasaan hingga berujung runtuhnya kekuasaan di 1998. Sekalipun itu terjadi ada banyak hal yang jadi tarikan pro-kontra mengapa itu terjadi. Utamanya adalah upaya saat itu jelas melahirkan supremasi sipil kembali hadir jika tak salah melihat. Apa salahnya jika semua rakyat berharap supremasi sesungguhnya dijalankan bersama anak kandungnya yaitu TNI-Polri agar tak mengulangi kesalahan masa lalu. kita percaya bersama TNI- Polri Rakyat akan kuat dan maju bersama.

Usai kelarnya dominasi kekuasaan era orde baru bukan berarti semua masalah selesai, namun ada buntut yang terus mengikuti. Semuanya adalah menjadi permasalahan bangsa yang belum berakhir hingga kini. Artinya ya memang perlu ada penyelesaian yang komprehensif terkait bangsa ini.

Percayalah rakyat dalam kesehariannya hanya butuh makan dan kenyamanan dalam kondisi saat ini. Semua telah berusaha dengan kemampuan masing-masing agar 'survive' atas kondisi yang membelenggu yaitu keterbatasan ditengah pandemi.

Hanya ada tangis dan merunduk bahkan jika perlu merunduk kepada pemimpin negeri ini jika ada permasalahan yang perlu dituntaskan. Sesekali memohon dibukakan pintu jalan keluar permasalahan bangsa ini yang tak perlu ada tumpahnya darah sesama anak bangsa yang juga mulai letih hadapi kondisi saat ini.

Silahkan selesaikan sebaik-baiknya biarkan rakyat menonton dengan tiada daya dan upaya. Hanya bisa menyaksikan tanpa bisa lagi keluar kata sebab hanya lirih dan serak jika ada satu kata yang keluar.

Hanya hati yang bisa menjawab semua atas apa yang terjadi dan berharap matahari kembali bersinar dan anak bangsa kembali bergandengan tangan layaknya dimasa persiapan kemerdekaan Indonesia di mana musuh kita hanya satu yaitu penjajah.

Namun kini siapa yang semestinya kita hadapi sesungguhnya ? Bersatulah Indonesia dan hanya kepala dingin yang bisa jadi penyelesaian segala permasalahan selain kejujuran.

(Isk)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun