Totalitas dan mental akan menjadi padanan yang terbangun jika sudah ada simulasi bidang langsung hingga semua kunci permasalahan terpegang.Â
Mental memang sangat dibutuhkan sebab keluar dari zona nyaman membutuhkan pertarungan sengit dalam batin. Betapa tidak, sebagai karyawan sudah ada rumus pasti. Akhir atau awal bulan dipastikan kocek ATM ada pemasukan dan bikin hati berbunga-bunga. Setelah memilih keluar dan berhenti sebagai karyawan tidak bisa dipastikan ada uang masuk. Nah di sinilah mental mengalami ujian walaupun cuma membayangkan namun belum menjalankan.Â
"We travel, some of us forever, to seek other places, other lives, and other souls"- Anais Nin (Penulis Buku).Â
Pada kenyataannya pada saat keluar dari zona nyaman menjadi karyawan ada juga keputusan yang diambil dengan emosi bergejolak. Seakan langkah yang diambil sudah tepat walaupun keputusan diambil dalam waktu singkat. Hal ini sangat membutuhkan peruntungan dan mental yang sangat kuat dalam menjalani usaha setelah keputusan berhenti bekerja.Â
Ada lagi yang menyerahkan keputusan pada alam sebagai bagian bentuk kompetisi. "Learning by doing" Jadi pilihan utama dalam menggapai tujuan dan hasil. Tentu bergantung dari personal yang melakukan. Bagi yang cepat belajar dan mau terima resiko akan punya kesempatan berhasil yang lebih besar.Â
Nah, bagaimana dengan pandangan anda perihal keluar zona nyaman? Tentu jika saya, saya pilih keluar zona nyaman dengan persiapan yang masak agar ketika membuka pintu keluar tak terhalang tembok atau usaha lebih keras menjebol tembok. (Isk)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H