Kuberikan rasa terdalam
Sejuknyapun masih terus mengikuti
Jiwa lara pergilah kau
Tak usah kembaliÂ
Lontarkan tangan yang pernah tergapai
Merindukan nuansa lama yang hilang
Entahlah tak terkira matahari lebih panas sinarnya
Seakan hujan tak kan pernah lagi datang
Taman bunga masih melintas di bayang-bayang lama
Berjalan lambat namun jelas teringat
Tak bosan kata-kata terus terurai
layaknya tetes hujan hadir setelah kemarau
Semuanya menghilang
Sirna tak membekas
Hanya catatan di jiwa dan lukisan di hati
Kita berjalan diantara serpihan ingatan
Ingatan yang menempel di dinding naluri
Tak mungkin bisa lepas
Tak mungkin terhindar
Karena kita adalah masa lalu
Masa lalu adalah kita
Masa depan ..ohhh masa depan
berlarilah ..teriaklah kedepanÂ
Walau angin kuat menghempas ke masa lalu
Pegang kayu disampingmu
Raih sesuatu didepanmu
Buka selalu pandangan mata
Buka ruang hati berpikir
Selamat datang masa depan
Terimakasih masa lalu Â
(Isk)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H