Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemuda! Ada Tambahan Sumpah Lagi di Era Kekinian

27 Oktober 2020   20:26 Diperbarui: 28 Oktober 2020   12:13 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

28 Oktober 1928 jadi momen tak terlupakan dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Benih persatuan dicetuskan meski belum terbayang merdeka secara politik pada tahun 1945.

Keyakinan para pemuda saat itu lakukan sumpah pemuda dilandasi adanya kesadaran satu nasib di tanah yang sama. Persatuan harus digaungkan dan jangan menjadi celah pemecah atas satu tekad tujuan yaitu merdeka dengan saling bergandeng tangan.

Isi sumpahpun dikuatkan oleh satu rasa dalam kehidupan berbangsa yang dicita-citakan saat itu. Sesungguhnya kondisi saat itu jelas Indonesia masih dibawah cengkeraman kuat penjajah Belanda. Belanda jelas tahu dengan politik Devide et Impera akan terus menjauhkan kemerdekaan secara politik bagi bangsa yang bernama Indonesia tercatat sejak tahun 1945.

Soempah Pemoeda ;

"Pertama Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia."

"Kedoea Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia."

"Ketiga Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia"

Perbedaan suku, bahasa dan lain-lainnya yang ada di bumi Indonesia jadi celah peluang penjajah untuk terus tajamkan cengkeramannya di tanah Indonesia yang kaya akan hasil alam dan keindahannya yang tak dimiliki bangsa manapun di dunia ini.

Gerakan sumpah pemuda saat itu bisa dibilang sukses dengan adanya perwakilan dari para pemuda dengan berlatar belakang bahasa, wilayah/daerah, agama yang berbeda-beda. Mereka mewakili atau menjadi utusan yang dalam catatan sejarah tercantum seperti; Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Batak Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi, dan Perhimpoenan Peladjar Indonesia. 

Jelas saat itu para pemuda sangat mengetahui kondisi yang sedang berlangsung. Di bawah jeratan penjajah Belanda hanya satu jalan keluar menjadi bangsa yang kuat, kokoh dan berdaulat yaitu dengan persatuan.

Dalam hal ini kita tak mengupas secara detail akan momen sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Ada makna yang tersirat dari pemuda kita saat itu. Persatuan akan memperkuat jalinan rasa dan bisa terbangun kesadaran untuk wujudkan kemerdekaan tanpa bisa dijebol dengan politik adu domba satu sama lain.

Tentu saja sumpah pemuda jadi bagian rangkaian yang sangat berpengaruh dalam proses meraih kemerdekaan secara politik. Tahun 1928 jelas sangat tak terbayang jika tahun 1945 akan terjadi momen proklamasi yang mencatatkan resmi Indonesia jadi sebuah bangsa yang merdeka. Tujuh belas tahun sejak diikrarkan sumpah pemuda baru bisa memetik proklamasi yang penuh perjuangan dan itikad kuat dari pemuda Indonesia. Tanpa berhitung namun terus melakukan dengan diiringi tangis, darah juang pemuda terus semangat tak hanya lantang teriakan namun dengan tindakan nyata melawan secara fisik.

Pemuda dalam perjalanan bangsa di dunia manapun belahan bumi jadi tulang punggung atas proses majunya suatu bangsa. Masalah bangsa Indonesia tak selesai dengan raihan kemerdekaan yang di proklamasikan tahun 1945. Segala permasalahan yang muncul setelah kemerdekaan justru menjadi  sangat berat dikarenakan label kemerdekaan hanyalah pengakuan secara politik.

Adalagi kemerdekaan yang memiliki pertarungan nyata dan justru terasa lebih berat dari perjuangan-perjuangan sebelumnya. Kemerdekaan ekonomi dan finansial bangsa jelas jadi tantangan bangsa yang semestinya dipanggul oleh pemuda yang notabene jadi tulang punggung bangsa guna persiapan masa depan bagi generasi selanjutnya.

Pertarungan memenangkan kemerdekaan ekonomi dan keuangan bangsa tak kalah sengitnya dibandingkan masa-masa perjuangan fisik dahulu yang dilakukan para pemuda. Zaman dahulu jelas musuh yang nyata terlihat dan bisa lakukan dan taklukan adalah penjajah dan pendukungnya. Berbagai strategi seperti diplomasi, perundingan, perang secara frontal dan gerilya bahkan intelijen dilakukan. Saat ini ada perang tak bisa disentuh namun bisa dirasakan sebab dampaknya jelas sangat merusak masa depan bangsa. Ya, perang melawan melawan konsumerisme atau gaya hidup konsumtif.

Bangsa Indonesia harus terbebas dari pola gaya hidup konsumtif dan harus berjuang sejak dini menjadi bangsa yang produktif.

Kedaulatan ekonomi dan keuangan harus jadi komitmen para pemuda dengan mencontoh komitmen pemuda yang tegas lakukan sumpah pada tahun 1928.

Indonesia sangat terbuka lebar menjadi bangsa yang berdaulat akan ekonomi dan keuangan dengan menjadi bangsa yang produktif. Dinamika yang terjadi saat ini akan lebur dengan bangkitnya Indonesia berujung kemakmuran yang dirasakan setiap warga negaranya. Pemuda lagi-lagi jadi tumpuan harapan besar akan pertaruhan masa depan bangsa.

Jika sumpah pemuda saat 28 Oktober 1928 hanya berisi tiga sumpah maka di era kekinian bisa jadi bertambah menjadi 4 sumpah. Sumpah tambahannya yaitu bergaya hidup satu, gaya hidup produktif. Pemuda harus bersatu dalam semangat memajukan cita-cita dan harapan bangsa yang sudah jelas jadi titipan wasiat para pendahulu bangsa yaitu kehidupan masyarakat madani yang mencakup politik, ekonomi serta keuangan dengan topangan aspek berbangsa lainnya seperti pertahanan keamanan, sosial dan budaya.

Pemuda akan terus memegang tongkat estafet yang diteruskan ke generasi berikutnya. Penting bagi kita semua memupuk, merawat dan menjaga pemuda dengan asupan-asupan idealisme dan gagasan terbaik ditengah ujian bangsa yang terus dinamis utamanya dalam skala persaingan global. (Isk ) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun