Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tak Juara Bukanlah Tak Juara

16 Juni 2020   20:48 Diperbarui: 16 Juni 2020   21:42 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu tak Juara

Ya katakan pada dunia kamu tak Juara

Sontak hati terkejut

Aku tak Juara

Juara bukanlah pemenang

Tanyalah sang Juara

Ya memang benar

Juara memang diciptakan

Kamu tahu mengapa ada sang Juara? 

Ya, Juara lahir karena ada sang pecundang

Lantas aku pecundang? 

Tidaaak kamu justru sang bidan lahirnya sang Juara penipu

Ketahuilah Juara berdiri diatas pecundang dikalahkan

Juara memang diciptakan

Hingga abai hadirnya para sang pecundang

Lelaplah kau wahai sang Juara

Tak letihkah kau wahai ekstrimis diksi

Entah apa yang ada dibenakmu

Tak takutkah kau bila pecundang beralih

Menempuh ruang gejolak aksara yang sengsara

Sungguh kamu akan runtuh wahai sang durjana

Sekalipun ada gelak tawa bahagia kau pemenang

Kubiarkan tawa menggelincir

Sungguh inilah tontonan seru berseri

Tak apalah kau menang

Walau dengan jiwa meronta

Merasa sekumpul orang pilihan

Hingga akhirnya tergelincir sungguhan

Kamu bertahan dalam tangis terdalam

Abaikan petir menggelegar

Sementara ini bukanlah ajang sesungguhnya

Akan kau petik di satu waktu maknanya

Teruslah berlari wahai jiwa yang semangat

Ku tahu ini hanyalah semu

Lahirlah lapis labirin dengan selimutnya

Hingga kau tertakjub permainanmu

Entahlah kamu dengan tipu dayamu

Kutahu ini akan berakhir

Beri satu nyawa alasan untuk bertahan

Kau akan malu wahai penipu

Celah karya begitu banyak tercipta

Hingga kau sadari kau sendiri

Hanya sendiri memandang bias yang kamu buat

Pergilah sang durjana peluk pialamu

Kamu terus berjalan lunglai 

Mata pucat pasi di kelopak mata nanti akan hitam

Semua dikejar sesuatu

Bahkan kau tak tahu yang mengejarmu

Selamat kawan... 

Kamu Juara

Juara menipu

Juara bahagia dalam tangismu sesungguhnya

(Isk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun