Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Jokowi Tahu Nggak Ya Rakyat Susah?

8 Juni 2020   17:40 Diperbarui: 9 Juni 2020   00:17 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita yakin Pak Jokowi pasti tahu keadaan terkini yang mendera rakyat Indonesia. Tentunya banyak menjawab iya susah walaupun masih ada suara yang tetap bilang kita di kondisi yang tidak apa-apa. Betapa tidak pandemi covid 19 yang bisa dianggap secara resmi hadir 02 Maret 2020 lalu meluluh lantakkan ekonomi dan keuangan dan bisa saja pendapatan negara serta rencana kerja rutin pemerintah.

Sri Mulyani (Menteri Keuangan RI) pun sudah mengakui bahwa Indonesia terpuruk karena quartal I 2020 (Q1) hanya mencapai 2,97 persen jauh dari target yang awalnya diharapkan kisaran 4,5-4,6 persen.

Diakuinya (Sri Mulyani) bahwa hal tersebut terjadi karena adanya WFH (Work From Home) dan physical distancing guna mencegah penyebaran Covid 19. Hal ini diduga akan berdampak lebih jauh pada quartal II 2020 yang menyebar ke daerah. 

Solusi yang ada memperluas Bansos (Bantuan Sosial ) dan menjadi salah satu strategi pemerintah mengantisipasi hal ini, terutama melakukan ekspansi sehingga bansos bisa mencakup 60 persen masyarakat Indonesia yang terdampak.

Sementara Kepala Center of Macroeconomics and Finance Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman menilai dampak pada pertumbuhan ekonomi seharusnya tidak sebesar itu. Pasalnya, pengurangan aktivitas ekonomi baru terjadi pertengahan Maret 2020. PSBB sendiri saja baru dimulai paling cepat 10 April 2020 di DKI Jakarta.

Seperti dikutip tirto.id Rizal mengatakan "Artinya pondasi dan bantalan ekonomi kita sangat rapuh sehingga saya melihat ke depan jangka pendek ini cukup riskan," ucap Rizal dalam siaran live di akun Youtube Indef, Rabu (6/5/2020).

Hal tersebut membuat Rizal menduga ada persoalan lain yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama menjadi terpuruk.

Okelah mengenai "gap"  pendapat tersebut hanya bisa kita dengarkan dan saksikan. Lantas selain Bansos tentunya harus ada kebijakan berpihak yang semestinya ikut membantu penderitaan rakyat dan jadi stimulus pergerakan roda ekonomi. Kita bahkan tak mengupas apa yang terjadi dunia investasi sesungguhnya apakah bergeming atau tidak ?

Saat ini jelas tak bisa dipungkiri konsumsi rumah tangga menurun drastis, jika tak percaya tanya saja tetangga sebelah jika tidak dapat jawaban tanya lagi sebelahnya.

Tren pengangguran dan PHK sudah bukan di depan mata lagi tapi pada hampir setiap pemilik mata pembaca yang menanti menunggu giliran kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). 

Jelas saja jika ini tak serius ditanggapi kita menuju ke resesi karena berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang mesti digenjot senada dengan "effort" penanganan Covid 19. Ini artinya kejar-kejaran dengan masa pelonggaran PSBB yang berdampak bergeraknya roda ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun