Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

"Hilal Telah Tampak" Kenapa Bang Udin Bersedih? Ada Apa?

23 Mei 2020   22:04 Diperbarui: 23 Mei 2020   21:56 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bang Udin tetap menjalankan kewajibannya sholat di mushola kecil depan rumahnya. Dia tahu hari ini akan ada pengumuman hilal yang akan diumumkan resmi ke masyarakat. Dia hanya bisa ikuti dari siaran berita sebab handphone yang digunakan terbilang jadul tak bisa online. Sebagai pengurus musholla Bang Udin terbilang aktif maka kabar hilal jadi penting untuk kegiatan musholla terutama dalam hal zakat fitrah yang segera didistribusikan ke penerima.

Hilal telah tampak begitu kabar berita di layar tivi kecil bang Udin yang disaksikan oleh sang istri. Sontak sang istri kabarkan ke Bang Udin perihal Hilal telah tampak tersebut. Kabar sudah disampaikan namun Bang Udin tetap merenung di sudut musholah yang sudah mulai ramai oleh para penerima zakat yang sudah ditetapkan namanya.

Rumah Bang Udin yang kecil mungil dan tak terawat itu tampak gelap karena lampu depannya mati tak diganti lagi bohlam lampunya. Perlahan bunyi ketuk pintu tiga kali, tok.. tok.. tok. Suara pintu diketuk tapi tak didengar oleh penghuni dari dalam rumah. 

Ada tetangga yang akhirnya mendengar dan coba membantu sang tamu. " Maaf pak, mau ketemu siapa ya ?" Tanya Ijem tetangga Bang Udin coba membantu. " Ini bu saya mau ketemu Bang Udin, kok ngga ada yang buka ya pintunya ..saya sudah ketok-ketok," jawab pemuda necis dan gagah tersebut. "Oh iya dek sebentar saya masuk sebentar ke dalam," Kata Ijem

"Bang Udin memang suka membantu mahasiswa tanpa pamrih karena merasa memang tugasnya"

Ijem langsung buka pintu dan masuk ke dalam memberitahukan perihal datangnya tamu Bang Udin. Rupanya istri Bang Udin sedang merebus ketupat buat besok lebaran bersama keluarganya di dapur. Istri Bang Udin keluar dan menyapa sang tamu. " Maaf mas, ada apa ya kalo boleh tahu ? " Tanya istri Bang Udin. " Saya Kiki bu, Bang Udin kenal saya waktu saya kuliah dulu. Saya pas lagi tugas di Jakarta memang berniat mampir ke Bang Udin,"kata pemuda bernama Kiki tersebut. " Oh gitu, iya deh sebentar saya panggil dulu ya Bang Udin." Istri bang Udin bergegas ke mushollah. " Pak, ada orang bilang namanya Kiki katanya mau ketemu. Sekarang orangnya ada di rumah," kata istri Bang Udin. " Kiki mana ya ?" gumam bang udin sambil mengingat-ingat.

Tibalah Bang Udin di rumah dan memperhatikan pemuda yang duduk di sofa bututnya. Pemuda tersebut dengan mata berkaca-kaca melihat bang udin. " Saya Kiki Bang, masih ingat ngga anak Fakultas Teknik Arsitektur angkatan 2002," kata Kiki coba bantu ingatan Bang Udin. Sontak Bang Udin teriak ," Ya Allah udah lama banget ya ki ngga ketemu, sekarang udah berubah gemuk putih dan ganteng," . " Saya kebetulan sedang tugas di Jakarta sampai sebulan," kata kiki yang kini jadi pejabat di suatu daerah.

Tak banyak kata dari Bang Udin selain hanya ikut bersyukur atas keberhasilan Kiki selama ini setelah Kiki bercerita panjang lebar. " Bang, kedatangan saya sekarang ini mau anter sedikit saya punya rezeki sebagai balas jasa Bang Udin yang sudah banyak membantu dalam tugas akhir saya dalam meraih kesarjanaan sampai berhasil saat ini," Jelas Kiki. Ya, memang Bang Udin memang suka membantu mahasiswa tanpa pamrih karena merasa memang tugasnya.

Bang Udin hanya merunduk terdiam menahan tangis walaupun tak terbendung. Amplop coklat berisi uang mesti dia terima dari Kiki. Bang Udin tidak punya firasat apapun apalagi ini sudah saatnya takbiran detik-detik lebaran datang. Usai cerita panjang lebar Kiki bergegas pulang dijemput anak buahnya yang datang mengingatkan ada agenda lagi yang mesti diselesaikan. Bang Udin pun ikut antar Kiki ke jalan raya di mana  mobil diparkir.

Bang Udin pulang dan membuka amplop coklat tadi. Ternyata berisi uang sepuluh juta Rupiah dan betapa harunya Bang Udin hingga spontan sujud tanda bersyukur. Rahmat Allah yang datang selalu dia syukuri dengan baik dan semua dia dedikasikan untuk keluarga terutama cucu-cucu kesayangannya. Bang Udin kembali ke musollah untuk tunaikan tugasnya sebagai pengurus yang membagikan zakat fitrah di malam takbiran. Selamat Hari Raya Idul Fitri 2020/1441 H mohon maaf lahir dan bathin. (Isk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun