Kini semua hanya bisa ku ingat dan mengirim doa untuk kedua Mbahku. Beberapa tahun "kepergian" Mbah kakung kemudian disusul Mbah putri pada tahun lalu. Semua sirna tak ada lagi nasihat, guyon dan lainnya.Â
Hanya tatapan kosong ke teras dan bangku kayu yang biasa Mbah kakung dan Mbah putri duduki. Sesekali membayangkan mereka sedang bercengkrama dan aku ada di dalamnya.
Tempat si Mbah kakung dan Mbah putri sekarang berdampingan di area pemakaman desa dekat penggilingan padi. Hilal telah tampak dan mengingatkan aku juga akan tampaknya ingatan momen bersama si Mbah saat jelang lebaran. Ku berdoa selalu dalam shalatku agar Mbah diberikan tempat yang layak dan diampuni segala dosa dan kesalahannya oleh Allah SWT. (Isk)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H