Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Total WFH? Agar Tak Gagap Kondisi Perhatikan Hal Ini

25 April 2020   15:28 Diperbarui: 25 April 2020   15:23 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

WFH (Work From Home) jadi putusan kebijakan yang mesti dijalankan perusahaan mengikuti keputusan pemerintah.  Keputusan jalankan WFH mau tidak mau diambil sebagai bagian memutus mata rantai penyebaran covid-19 dan sekaligus upaya pencegahan diri. Beragam waktu mulai WFH di masing-masing wilayah. Jakarta menjadi pertama yang jalankan kebijakan WFH disusul oleh propinsi lainnya .

Berat rasanya jalankan WFH bagi perusahaan yang memiliki intensitas tinggi dengan proses produktifitas langsung. Interaksi proses kerja sebagai bagian proses produksi adalah bagian sehari-hari yang mesti dijalankan dan kini berganti pola. Pergantian pola menjadi WFH barang tentu bisa menimbulkan gagap atau stagnasi bahkan berujung kejenuhan.  

Ketika WFH diumumkan tentu ada perasaan yang bercampur aduk diantara para pekerja. Ada yang senang bisa bekerja dan berkumpul bersama keluarga ada yang cemas memikirkan polanya dan membagi waktunya. Ini merupakan "side effects"dan diduga pasti terjadi dan terasa berat bagi yang mencoba berjuang menentukan format kerja ideal di rumah. Kondisi WFH dari Survei terbaru Orami yang melibatkan responden dari anggota Orami Community yang tersebar di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa, memasuki minggu ke-4 #DiRumahAja, terdapat perubahan dari segi perilaku dan keseharian para ibu di Indonesia.

Peralihan tempat kerja dari kantor ke rumah bukan tidak mungkin menimbulkan permasalahan baru. Hal ini tentu harus memiliki antisipasi dan solusinya. Apalagi kondisi ini tentu akan ada pola yang drastis disesuaikan seperti bagi para pekerja yang sudah berumah tangga dan memiliki anak. Namun bagi yang belum berumah tangga juga sama dalam situasi ini dan semua mesti ada komunikasi yang baik kepada keluarga agar bisa berjalan lancar semuanya.

Oleh sebab itu dengan meraba-raba kondisi yang ada dan sudah berlangsung sebulan ini maka WFH tak  bisa dipandang sebelah mata dalam menyikapinya, berikut tips jalankan WFH :

  • Penetapan jam kerja

Penetapan jam kerja sudah semestinya diberlakukan seperti biasanya agar jadwal dan pekerjaan berjalan sesuai rencana. Namun sebelum jam mulai bekerja dirumah dijalankan semua pekerjaan yang biasa dilakukan saat hari normal tetap dijalankan. Contoh bagi yang sudah berumah tangga dan memiliki anak tentu ada pekerjaan rumah yang setiap pagi mesti diselesaikan. Tetapkan juga jam istirahat normal agar tetap ada quality time bersama keluarga dan juga ada waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas rumah ringan yang bisa diselesaikan.

  • Komunikasi Jadwal dan pekerjaan secara intens

Bukan tidak mungkin kondisi WFH masih masuk kategori "jet lag" karena peralihan tempat. Kondisi ini bisa menyebabkan istri atau suami berproses adaptasi disela waktu bekerja.

Bisa saja di tengah tumpukan tugas dan padat serta deadline yang ditunggu namun tak dipahami oleh pasangan baik istri dan suami atau buat yang nelum berkeluarga juga bisa bersinggungan dengan anggota keluarga. Hal ini tentu saja menjadi penting di komunikasikan apa yang sedang kita jalani untuk segera diselesaikan. Semua menjadi beda ketika kita bekerja di kantor dan tak terlihat keluarga rumah. Beri pengertian yang bisa dipahami untuk bisa sama-sama jalankan tugas dan kewajiban di rumah meskipun bekerja di rumah.

  •  Buat kesepakatan jadwal meeting group atau video meeting

Kondisi bekerja di rumah tak semulus bekerja di kantor apalagi yang sudah berkeluarga. Bekerja di rumah adalah perjuangan produktifitas di tengah aktifitas keluarga yang juga secara langsung menyaksikan keseharian penuh. Ada kebutuhan yang memang dipenuhi atau disediakan oleh orang yang telah ditugaskan ketika ketika kita bekerja di kantor. Oleh karena itu perlu dibuatkan kesepakatan jadwal yang sudah ditentukan oleh pimpinan agar pada waktunya dipersiapkan waktu yang sangat khusus untuk bisa serius meeting (video) online.

Bisa saja jika tidak ada komunikasi tanpa diduga muncul permintaan perbaikan barang di rumah atau membeli gas serta aktifitas lainnya dari pasangan atau dari keluarga. Hal-hal seperti ini sangat mengganggu mood seseorang dalam melakukan aktifitas WFH. Saat inilah bangunan komunikasi mesti miliki rekatan kuat agar terhindar dalam kesalahpahaman atau mispersepsi di internal keluarga.

  • Jaga Kesehatan dan Olahraga

Aktifitas kerja yang tak membutuhkan mobilitas tinggi seperti di kantor seperti biasanya akibatkan mengendurnya gerak tubuh dan bisa menjadi stagnan. Hal ini perlu diantisipasi dengan berolahraga atau "stretching" tubuh selesai bekerja. Jangan lupa terus diimbangi dengan konsumsi kesehatan seperti buah dan vitamin untuk mejaga stamina badan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun