Ada cerita menarik di hari Minggu (8/12/2019) kemarin saat saya mengunjungi Shane (23) seorang pemuda yang penuh antusias kembangkan bisnis kulinernya. Saat ditemui nampak aktivitas Shane yang mempersiapkan mie ayam pangsit buatannya untuk saya coba, sebab saya merupakan penggemar berat mie ayam dan pangsit. Rasanya gerobak mie ayam selalu menggoda hati dimanapun berada kalau melihat.
Saya terpesona dengan rasa mie ayam buatan shane. Mie yang sangat lunak, kuah kaldu yang pas ditambah sensasi potongan ayam yang murni daging tanpa tulang dan jamur . Sensasi itu tidak hanya disitu saja tapi pangsit yang lunak ditambah dorongan rasa dari isi pangsit yang cukup membuat saya menahan lama untuk menelannya agar tetap terasa untuk mengunyahnya secara pelan-pelan. Pemuda lulusan Universitas Sahid Jakarta jurusan Manajemen Perhotelan ini tak canggung dalam memulai bisnisnya dan optimis akan berkembang.
Jarang sekali pemuda saat ini yang berfikir lulus kuliah jurusan bergengsi untuk membuka usaha karena yang terfikir biasanya ya melamar pekerjaan di perusahaan bonafid ataupun menjadi pamong pemerintah. Hal itu tidak berlaku bagi Shane yang terlihat total terjun langsung bersama bapaknya, Hansye Tawaang (63).
Dukungan orang tuanya jelas nyata dikarenakan juga memiliki hobi yang sama yaitu memasak. Shane mengakui hobi memasak menurun dari sang bapak. "Mie punya sejarah yang panjang, dan karena saya juga hobi makan dan suka mie ditambah saya bosan bekerja sama orang maka saya buka usaha sendiri," Jelas Shane menerangkan latar belakang usahanya. Shane mengatakan makanan pokok orang Indonesia adalah nasi namun sebenarnya bisa digantikan juga oleh mie, cuma stigma orang Indonesia kebanyakan mengatakan kalau belum makan nasi itu belum makan atau belum kenyang. "Mie memiliki kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan nasi," Â tambah Shane.
 Mie buatan Shane divariasikan dengan ayam, bakso, pangsit dan ceker ayam. Dalam hal pemilihan mie Shane menerangkan mie yang dia pilih tidak lembek dan dia jelaskan mie khusus dibeli di daerah Jakarta Barat (pabrik mie besar) tanpa sebutkan spesifik lokasinya. Daging ayam untuk mienya juga sangat terpilih benar-benar daging fillet tanpa tulang-tulang halus apalagi besar. Shane sangat berani mematok harga dan sangat terjangkau bagi para peminat mie ayam yaitu mulai 12.000 hingga 15.000 Rupiah.
"Ini cara kami bahwa tak ambil untung besar yang terpenting para pelanggan akan balik lagi"tegas Shane. Ternyata tak cuma mie ayam tapi ada juga kwetiau dan bihun. Lokasi saat ini ada di jalan Tugu Raya Jakarta Utara dengan harapan ekspansi atau penambahan wilayah untuk kembangkan bisnis kulinernya ke Kayumanis dan Kalimalang Jakarta Timur. Saat ini sedang dalam proses registrasi dengan pihak aplikator jasa pengiriman makanan kata pemuda yang tinggal di Billymoon Kalimalang Jakarta Timur.
Pada kesempatan yang sama Hansye sang bapak juga menyatakan mie ayam usahanya memiliki resep rahasia untuk daging ayamnya yang sudah dicoba dipadu dengan jamur kancing. Soal harga yang untung tipis sudah diperhitungkan karena selain mie ayam tempat usahanya juga menyediakan minuman yang diandalkan memberi tambahan keuntungan. Wacana kedepan hal ini berorientasi pada penciptaan lapangan kerja. Kita akan ajari sampai punya keahlian setiap SDM yang berminat setelah bisa dan ahli selanjutnya kita lepas dengan perjanjian kerja sama.
Hansye menjelaskan penamaan Mie Ratu Galuh memiliki filosofi pertama yaitu kata "Ratu" yaitu pemimpin atau perempuan yang di hormati. Sedangkan "Galuh" adalah barang berharga seperti di Kalimantan. Di Kalimantan ketika menemukan berlian akan ada ucapan atau teriakan heiii saya menemukan galuh. "Hal ini juga bertepatan dengan singkatan dari Ratu Galuh yaitu raya tugu nomor tiga puluh"Pungkas Hansye.(Isk)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H