Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Henk Sneevliet Menjadi Komunis

5 Desember 2022   11:16 Diperbarui: 5 Desember 2022   11:31 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa jadi sebelumnya seorang Henk Sneevliet itu belum jadi komunis saat mendarat di Jawa. Awalnya dirinya adalah seorang aktivis Sosialis (sebagai catatan, sosialis belum tentu komunis, sebaliknya komunis sudah pasti sosialis, karena aliran sosialis, selain komunis itu bermacam-macam), namun karena mungkin terpengaruh situasi yang keras di Hindia Belanda menyebabkannya ikut komunis.

Ia kemudian ditemui oleh para Indo bekas anggota Nationale Indische Partij atau NIP (dulu didirikan tiga serangkai, Tjipto Mangunkusumo, Soewardi Soeryaningrat, dan Douwes Dekker) yang ternyata sebagian besarnya simpati dengan ideologi Marxis. Mungkin disinilah Sneevliet mulai tertarik komunis.

Mereka kemudian mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging atau ISDV. Ideologi organisasi ini juga permulaannya bukanlah komunis, merek cenderung sosialis moderat.

Setelah pengaruh komunis di ISDV semakin menguat dan pengikutnya bertambah, Sneevliet melihat bahwa organisasi ini nampaknya tidak mungkin menjadi besar, karena yang tertarik bergabung hanyalah orang Indo atau yang berkewarganegaraan Eropa saja.

Bubarnya NIP, dapat menjadi contoh bagaiamana suatu organisasi kecil dan hanya bergantung kepada tokoh sentralnya gampang sekali dibubarkan. Selain itu karena Sneevliet telah menjadi komunis, maka revolusi sebagai jalan komunis harus dapat tercapai, dan itu membutuhkan organisasi massa yang kuat.

Dari situlah Partai Komunis Indonesia lalu akan lahir. Kelak dirinya juga akan menjadi mentor bagi para tokoh komunis awal di Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun