Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jika Demak Berhasil Mempersatukan Jawa

4 Desember 2022   15:48 Diperbarui: 4 Desember 2022   15:55 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari blogspot.com

Sultan Trenggono alias Pate Rodim, merupakan pemuncak kejayaan Demak. Di masanya kesultanan tersebut sanggup memperluas wilayahnya sangat signifikan, hingga menyebabkan Demak menjadi kerajaan terbesar di pulau Jawa.

Sayangnya beliau akhirnya gugur di pertempuran dalam usahanya menaklukan Pasuruan, di Jawa Timur. Kira-kira apa yang terjadi jika Pate Rodim tidak ditakdirkan terbunuh saat itu?

Kemungkinan besar Demak akan mampu mempersatukan seluruh pulau Jawa. Dan kalau itu yang terjadi, maka sejarah dan budaya Jawa akan jauh berbeda.

Yang pertama, karena Demak adalah kerajaan maritim, maka armada lautnya tidak bisa dipandang sebelah mata, terbukti dari adanya ekspedisi laut ke Malaka Portugis. Dan apabila Demak masih berkuasa di Laut Jawa, maka akan membuat segan seluruh bangsa asing yang ada, termasuk Belanda VOC tentunya.

Kalau sejarah sebenarnya kan, setelah pulau Jawa didominasi Mataram, seolah-olah kekuatan laut orang Jawa itu sudah tidak sekuat dulu lagi. Kondisi itu kemudian dapat dimanfaatkan VOC untuk menguasai perairan Nusantara.

Suka, tidak suka kenyataannya berkuasanya Mataram, perlahan-lahan membuat orang Jawa menjadi lebih semakin agraris, padahal dahulu, nenek moyang mereka adalah pelaut legendaris yang sanggup menggentarkan perairan Nusantara.

Yang kedua, bilamana Demak mampu mempersatukan pulau Jawa, mungkin corak budaya penduduk Jawa akan lebih egaliter dan tidak terlalu bertingkat seperti yang terjadi pada masa Mataram.

Demak merupakan negara pesisir, yang masyarakatnya jauh lebih egaliter dan terbuka daripada negara pedalaman. Hagemoni demak di pulau Jawa, akan berdampak meluas kepada seluruh penduduk pulau Jawa, termasuk penduduk pedalamannya.

Bahasa Jawa pun bisa jadi tidak akan mengenal tingkatan atau strata, seandainya ada pengkhususan bahasa, mungkin hanya terbatas pada abdi dalem keraton saja, tidak sampai meluas ke masyarakat luas.

Selain itu, bahasa Jawa akan banyak saling mempengaruhi dengan bahasa Melayu, terutama Melayu pasar yang biasa dipakai para pedagang. Hal ini terjadi karena salah satu komunitas terbesar di Demak adalah kaum pedagang.

Yang ketiga, kota-kota di pesisir Jawa akan jauh lebih ramai perdagangannya dibandingkan zaman Mataram. Jaminan keamanan dari armada Demak adalah salah satu penyebabnya, tambahan lagi para pembesar Demak jauh lebih menghargai para pedagang daripada Mataram yang lebih mengutamakan pertaniannya.

Tidak menutup kemungkinan perdagangan Demak akan sanggup mencapai tempat terjauh, seperti Eropa dan Jepang. Dan kalau sudah seperti itu, nama Demak dan Nusantara akan lebih terkenal di mata para pemimpin kerajaan di sana.

Yang keempat, terkait dengan poin pertama, kehadiran Demak sebagai pemain besar di Nusantara dalam waktu yang jauh lebih lama, nampaknya akan dapat menunda atau bahkan mencegah imperialisme Eropa datang ke Nusantara. Minimal jika menunda, jeda waktu yang ada dapat dimanfaatkan kerajaan-kerajaan Nusantara untuk menyeimbangkan penguasaan teknologinya dengan Eropa, sehingga hingga pertemuan itu tiba, Nusantara sudah jauh lebih kuat daripada sebelumnya.

Yang kelima, bisa jadi di pedalaman Jawa, dalam waktu dekat akan tetap eksis komunitas-komunitas Hindu, meskipun secara politik mereka tunduk kepada Demak, Penyebabnya adalah Islam hanya lebih kuat di pesisir Jawa sedangkan Hindu karena tidak adanya pusat politik Islam yang dipindahkan ke pedalaman Jawa membuat mereka dapat lebih otonom dan tidak banyak terpengaruh.

Yang keenam, di sisi lain, Islam yang dianut penduduk pesisir Jawa, cenderung bukan Islam sinkretisme, yang biasanya muncul karena terpapar budaya dan agama sebelumnya. Di pesisir agama tersebut mungkin akan lebih bercorak sama dengan yang berkembang di luar Nusantara, termasuk Asia Barat.

Jadi apabila memang Demak yang berhasil mempersatukan Jawa, dan beberapa abad kemudian ada "lagu nenek moyangku seorang pelaut", maka lagu itu akan jauh lebih relevan karena kemungkinan besar praktek maritim orang Jawa masih jauh lebih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun