Tidak menutup kemungkinan perdagangan Demak akan sanggup mencapai tempat terjauh, seperti Eropa dan Jepang. Dan kalau sudah seperti itu, nama Demak dan Nusantara akan lebih terkenal di mata para pemimpin kerajaan di sana.
Yang keempat, terkait dengan poin pertama, kehadiran Demak sebagai pemain besar di Nusantara dalam waktu yang jauh lebih lama, nampaknya akan dapat menunda atau bahkan mencegah imperialisme Eropa datang ke Nusantara. Minimal jika menunda, jeda waktu yang ada dapat dimanfaatkan kerajaan-kerajaan Nusantara untuk menyeimbangkan penguasaan teknologinya dengan Eropa, sehingga hingga pertemuan itu tiba, Nusantara sudah jauh lebih kuat daripada sebelumnya.
Yang kelima, bisa jadi di pedalaman Jawa, dalam waktu dekat akan tetap eksis komunitas-komunitas Hindu, meskipun secara politik mereka tunduk kepada Demak, Penyebabnya adalah Islam hanya lebih kuat di pesisir Jawa sedangkan Hindu karena tidak adanya pusat politik Islam yang dipindahkan ke pedalaman Jawa membuat mereka dapat lebih otonom dan tidak banyak terpengaruh.
Yang keenam, di sisi lain, Islam yang dianut penduduk pesisir Jawa, cenderung bukan Islam sinkretisme, yang biasanya muncul karena terpapar budaya dan agama sebelumnya. Di pesisir agama tersebut mungkin akan lebih bercorak sama dengan yang berkembang di luar Nusantara, termasuk Asia Barat.
Jadi apabila memang Demak yang berhasil mempersatukan Jawa, dan beberapa abad kemudian ada "lagu nenek moyangku seorang pelaut", maka lagu itu akan jauh lebih relevan karena kemungkinan besar praktek maritim orang Jawa masih jauh lebih kuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H