Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengaruh Aji Saka dalam Indianisasi Budaya dan Genetik Masyarakat di Pulau Jawa

3 Desember 2022   15:44 Diperbarui: 3 Desember 2022   15:47 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari poskata.com

Dari cerita Aji Saka, kita dapat menduga kalau bisa jadi awalnya peradaban di Jawa, terutama Jawa Tengah dan Timur ini banyak dipengaruhi oleh budaya luar, yang menjadi asal muasal sosok Aji Saka itu berasal.

Aji Saka itu sendiri konon pangeran yang berasal dari Jambudwipa atau India, nama Saka itu ada yang berpendapat diambil dari nama kemaharajaan Saka yang dahulu pernah eksis di India.

Diceritakan bahwa Aji Saka dan rombongannya berlayar sampai berlabuh di pantai utara Jawa Tengah, kira-kira di daerah Grobogan sekarang. Zaman itu, daerah pantai Jawa Tengah diperkirakan menjadi wilayah utama dari kerajaan Medang Kamulan, yang meskipun masih diperdebatkan keberadaan sebenarnya, namun sudah menjadi bagian penting dari cerita rakyat Jawa kuno.

Kehadiran Aji Saka kemudian akan mengubah jalannya sejarah Jawa, menjadi semakin ter-inidianisasi. Sebelum era beliau saja, sebenarnya sudah ada dugaan jika beberapa kerajaan awal Nusantara itu didirikan oleh pangeran-pangeran India juga atau minimal mereka menikah dengan putri raja lokal, sehingga melahirkan keturunan darah yang menyimpan genetik dari India.

Jadi apabila dirunut berarti seluruh raja dan bangsawan di pulau Jawa, kemungkinan masih ada genetik Indianya. Bukan itu saja, tidak menutup kemungkinan banyak pengikut rombongan pangeran dari Jambudwipa itu yang notabene berdarah India juga pada saat sudah tinggal di pulau Jawa akhirnya menikahi perempuan lokal, sehingga pencampuran genetiknya menjadi jauh lebih luas, tidak hanya mereka yang berdarah biru saja.

Mungkin dari kisah-kisah itu dapat menjadi alasan mengapa rupa dan perawakan orang Indonesia itu terkadang ada yang mirip India, walaupun tidak dominan. Padahal jika mengikuti teori migrasi Yunnan, kita di Indonesia seharusnya lebih mirip orang Polinesia lainnya, dengan wajah dan perawakan contohnya adalah seperti orang Maori di Selandia Baru atau Hawaii.

Namun karena terpapar budaya dan genetik India, menciptakan keunikan tersendiri bagi penduduk Indonesia, terutama orang Jawa, dibandingkan saudara serumpun mereka seperti di Hawaii dan orang Maori.

Itulah bagaimana peran para pangeran India, termasuk Aji Saka dalam mempengaruhi banyak hal, yang pertama jalannya sejarah kawasan Nusantara, sedangkan yang tidak kalah penting adalah memberikan warna khas pada budaya dan genetik masyarakat asli di pulau Jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun