Ada satu lagi catatan tambahan di sini, sepertinya pandangan rasisme itu cenderung tertuju kepada suku, bangsa, atau ras yang taraf hidup perekonomian atau intelektualnya dianggapnya agak lebih rendah daripada mereka. Itu terlihat bagaimana orang Jepang yang memperlakukan orang Korea di saat orang Korea masih belum jadi negara maju, begitu pula saat sikap orang Korea terhadap pendatang dari negara berkembang di Asia Tenggara.
Tapi itu juga masih diperdebatkan, karena seperti yang kadang terjadi di masyarakat Indonesia, ada saja segelitir orang yang merasa pribumi bersikap rasis kepada para pendatang, khususnya yang keturunan Tionghoa, padahal orang keturunan Tionghoa ini sebagiannya punya taraf hidup ekonomi yang lebih baik dibandingkan mayoritas penduduk Indonesia. Nah kasus ini nampaknya terjadi lebih karena adanya gap kesenjangan ekonomi yang cukup jauh, sehingga menimbulkan perasaan iri dan tidak suka dari suku bangsa non-Tionghoa.
Jadi penyebabnya bisa karena merasa lebih tinggi derajatnya atau justru karena merasa terpinggirkan dengan adanya kehadiran pendatang yang notebene berbeda suku dan bangsanya, sehingga memunculkan stereotipe negatif dari penduduk yang sudah lebih dahulu berdiam di sana. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H