Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Fenomena Berubahnya Jalan Raya menjadi Sungai Dadakan di Jabodetabek

29 November 2022   14:10 Diperbarui: 30 November 2022   00:38 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kalian menduga jika jalan raya dapat menjadi sungai hanya dalam sekejap? Nyatanya itu pernah terjadi, bahkan beberapa kali pada jalan-jalan utama di Jabodetabek.

Fenomena luar biasa itu seringnya datang pada akhir tahun, saat melewati bulan-bulan berakhiran ber. Ya, pada saat itu musim penghujan turun dengan derasnya hampir setiap hari.

Secara umum, penduduk Jabodetabek sudah pasti familiar dengan situasi semacam itu, situasi di mana hari-hari mereka selalu saja diguyur hujan.

Namun tampaknya penduduk Jabodetabek ini harus kembali menyesuaikan diri mereka dengan keadaan yang berbeda dengan sebelumnya, yakni berubahnya jalan-jalan raya di sekitar mereka menjadi sungai mendadak.

Setiap mobil dan motor yang lewat, ada yang berhenti dulu karena ragu-ragu menyeberang, tapi ada juga yang nekas langsung menerabas genangan air yang sebenarnya cukup dalam dan berisiko menyeret mereka atau minimal air masuk ke dalam mesin kendaraannya.

Apabila kalian belum lupa dengan peristiwa terseretnya seorang mahasiswi Bogor yang sedang mengendarai motornya, menjadi bukti bahwa derasnya air yang membanjiri di jalan raya sangat membahayakan para penggunanya, terutama pemotor. Ngeri sekali kan, jenazahnya saja ditemukan ditemukan di Banjir Kanal Barat, Tambora, Jakarta Barat, padahal almarhumah tercebur itu di Bogor.

Kalau di daerah yang biasa tergenang air misalnya di Kalimantan karena sungainya meluap sepertinya sudah biasa dan dapat mengantisipasi naiknya permukaan air, sehingga mereka sudah mempersiapkan perahu dan rumahnya pun rumah panggung.

Akan tetapi ini di Jabodetabek, yang seharusnya dipakai untuk dilalui kendaraan darat, justru berubah menjadi layaknya sungai yang dapat diakses dengan kendaraan air. Karena memang jalan raya itu tidak diharapkan terisi air, makanya tidak ada antisipasi apapun terhadap tergenangnya jalanan.

Pertanyaannya apakah penduduk Jabodetabek harus mengikuti penduduk di Kalimantan sana? Maksudnya perlukan mereka mempersiapkan perahu dan mengubah rumahnya menjadi rumah panggung?

Kelihatannya hal itu belum dibutuhkan sama sekali, malahan yang harus diperbaiki adalah jalanannya agar tidak terendam lagi pada saat datangnya hujan deras.

Revitalisasi drainase, mungkin orang-orang akan berpikir itu solusinya. Tidak salah, karena problem tersebut merupakan salah satu penyebab utama terjadinya banjir di manapun, termasuk di jalan raya.

Revitalisasi bisa dengan membersihkan saluran airnya, mungkin ada menyumbat atau ada endapan lumpur yang menyebabkan pendangkalan. Atau kalau ada anggaran yang lebih besar bisa saja diperbaiki atau dibuat baru yang lebih lebar dan dalam sehingga dapat menampung air pembuangan yang lebih banyak.

Tapi di sini penulis tidak berusaha mencari solusinya secara ilmiah karena sudah banyak pakarnya. Penulis hanya memberikan gambaran bagaimana terciptanya sungai-sungai baru yang awalnya adalah jalan raya, dan memperingatkan akan bahayanya yang harus dihadapi pengendara setiap kali air hujan membanjiri jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun