Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jika Aliansi Jerman dan Inggris Terwujud pada Perang Dunia 2

22 November 2022   11:53 Diperbarui: 22 November 2022   15:17 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari news.esandar.co.id

Inggris dan Jerman secara umum mempunyai banyak kemiripan terutama dari segi bahasa. Jika bangsa Jerman memiliki darah keturunan rumpun Jermanik yang lebih murni, maka Inggris adalah campuran dari berbagai rumpun, di antaranya adalah rumpun Jermanik yang cukup mempengaruhi bahasa negara pulau tersebut.

Karena adanya kemiripan di antara kedua negara itu membuatnya pernah ada wacana untuk menciptakan aliansi bersama pada saat Perang Dunia II. Sang Fuhrer Jerman, Adolf Hitler pernah menawarkan hubungan yang lebih dekat dengan pemerintahan Perdana Menteri Winston Churchill, yang lalu ditolak.

Seandainya aliansi itu dapat terwujud maka tampaknya Jerman tidak membutuhkan sekutu lain, cukup kehadiran Inggris saja menjadi teman mereka akan jauh lebih baik daripada negara-negara semacam Italia, Rumania, dan Bulgaria yang tidak dapat berbuat banyak membantu Jerman berperang.

Jika Jerman mempunyai angkatan darat yang bisa jadi paling kuat di dunia pada masa itu, maka angkatan laut Inggris adalah penguasa samudera yang sulit ditandingi. Kombinasi keduanya akan akan jauh lebih menyulitkan sekutu dibandingkan aliansi Axis yang ada di dalam kenyataan sejarah.

Aliansi antara kedua negara itu sebenarnya pernah terjadi pada saat akhir perang 7 tahun, dengan Jerman itu diwakili Prusia. Perang 7 tahun tidak menghasilkan pemenang karena hasilnya yang banyak merugikan pihak-pihak yang terlibat, hanya saja aliansi kedua negara itu sempat merepotkan persekutuan negara Eropa lainnya yang berjumlah lebih banyak.

Prusia pada saat itu seperti halnya Jerman pada dua kali perang dunia juga dikeroyok, karena Inggris di sini lebih banyak berperang di lautan dan di tanah jajahannya. Tapi memang Inggris juga banyak mensuplai logistik yang diperlukan pasukan Friedrich the Great dari Prusia, sehingga memungkinkannya untuk dapat lebih lama bertahan menghadapi gempuran negara sekutu dari sana sini.

Tidak menutup kemungkinan apabila pada Perang Dunia 2, aliansi kedua negara tersebut kembali terjalin maka mereka dapat memainkan peran yang tidak berbeda jauh dengan yang pernah dilakukannya beberapa ratus tahun yang lalu. Terlebih lagi keduanya masih mempunyai angkatan perang yang termasuk paling kuat di ranahnya masing-masing, Inggris di angkatan lautnya sedangkan Jerman pada angkatan daratnya.

Mungkin agar dapat terelisasi terciptanya aliansi super kedua negara itu, maka penguasa Inggris haruslah mereka yang dekat dengan ideologi fasis, atau minimal bersedia menjalin hubungan persahabatan dekat dengan Jerman tanpa perlu ada kesamaan ideologis.

Perdana Menteri Chamberlain yang pernah menjabat sebelum semakin berkecamuknya perang bisa menjadi pilihan tepat karena akomodatifnya kebijakan pemerintahan Inggris terhadap berbagai agresi militer Jerman di awal perang. Selain Oswald Mosley yang sempat menjadi pemimpin Fasis Britania juga bisa saja sebagai opsi pemimpin lainnya, meskipun popularitasnya tidaklah seterkenal Chamberlain yang juga pastinya lebih berpengalaman memimpin.

Apabila aliansi kedua negara itu benar-benar ada, maka Jerman tidak perlu menghambur-hamburkan anggaran militernya untuk melakukan pengeboman udara besar-besar di langit Inggris pasca terusirnya pasukan British Ekspeditionary Force atau BEF Inggris dari Perancis. Yang tidak kalah penting adalah bakal selamatnya nyawa para pilot Lutwaffe Jerman yang sangat berharga karena tidak perlu mengorbankan dirinya karena batalnya operasi Singa Laut untuk menginvasi daratan Inggris.

Dan kalau operasi Barbarossa dalam rangka mengalahkan Tentara Merah Uni Sovyet tetap diadakan. Angkatan perang Jerman, terutama Lutwaffenya masih tetap relatif utuh sehingga dapat lebih maksimal digunakan untuk membombardir kota-kota di Uni Sovyet. Mungkin saja jadwal operasi Barbarossa ini dimajukan karena tidak didahului operasi besar semacam operasi Singa Laut.

Memang jika dihadapi adalah Uni Sovyet dan Amerika Serikat, maka pasti urusannya akan lama karena kedua raksasa itu mempunyai sumber daya alam yang luar biasa melimpah. Berbeda sekali dengan kondisi yang dimiliki Jerman dan Inggris yang bakal lebih banyak mengandalkan suplai bahan baku dari tanah jajahannya seandainya mereka jadi bersekutu.

Maka kemungkinan yang terjadi adalah Perang Dunia Kedua akan lebih lama berlangsung dibandingkan semestinya. Dan bilamana Inggris dan Jerman cerdik maka dapat mengulur-ngulur waktu supaya dapat memaksa Amerika Serikat dan Uni Sovyet menerima tawaran gencatan senjata yang menguntungkan Jerman dan Inggris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun