Saat ini jalan Margonda di Depok akan mendapatkan wajah yang agak berbeda dengan diperluasnya trotoar atau pedestrian agar para pejalan kaki yang mengakses jalan itu diharapkan menjadi lebih aman dan nyaman daripada sebelumnya. Dan itu mau tidak mau mengorbankan separator atau pembatas jalan yang ada sebelumnya.
Pembatas jalan yang akhirnya dihilangkan awalnya dibuat dengan tujuan memisahkan antara pengguna jalan jalur cepat dengan jalur lambat. Keberadaanya sempat jadi kontrovesial juga karena dianggap memacetkan jalan Margonda, terlebih pada saat jam sibuk karena membuat lajur jalan yang bisa dilalui menjadi lebih terbatas.
Sekarang sepertinya pemerintah kota Depok mempunyai kebijakan berbeda dari sebelumnya. Kebijakan yang mungkin cenderung lebih memprioritaskan warga yang berjalan kaki. Dimana memang akhir-akhir ini pengutamaan fasilitas yang dapat dimanfaatkan pejalan kaki seperti trotoar yang lebih lebar mendapatkan prioritas beberapa pemerintahan daerah.
Kebijakan seperti mengenai adanya trotoar yang lebih lebar untuk keamanan dan kenyamanan penggunanya sebenarnya sudah bagus dalam rangka mendorong warga masyarakat untuk berjalan kaki yang menurut banyak penelitian ternyata cukup menyehatkan bagi yang rutin melakukannya. Sebagai catatan bahwa Indonesia itu tercatat menjadi negara yang warganya termasuk yang paling sedikit berjalan kaki setiap harinya jika dibandingkan negara-negara semacam Jepang atau Cina.
Padahal berjalan kaki bisa jadi merupakan olah raga paling praktis dan murah yang dapat dilakoni setiap orang tanpa memerlukan kesiapan perlengkapannya terlebih dahulu. Dengan hanya bermodalkan kaki saja sudah cukup untuk melakukan aktivitas berjalan kaki.
Banyak penyakit yang mengancam terhadap orang-orang yang jarang beraktivitas seperti jalan kaki. Tidak hanya itu obesitas yang selama ini menjadi ciri khas masyarakat urban di kota besar pun kemungkinan dapat dikurangi dengan sering berjalan kaki.
Kembali kepada pelebaran trotoar di kota Depok, tampaknya ada sedikit permasalahan karena terjadinya proyek ini. Seperti dihilangkannya separator jalan sehingga menjadikan jalan Margonda tidak ada lagi pemisahan jalur cepat dan lambat, mungkin ini dapat mengurangi kemacetan tapi disisi lain timbulnya risiko kecelakaan lalu lintas termasuk bagi para pengendara yang ingin berputar atau berbelok harus lebih hati-hati.
Ada juga kejadian menarik pada beberapa tempat yang karena adanya pembangunan trotoar justru mengganggu dan menghalangi akses masuknya, seperti yang ada di SD yang ada disebelah Gramedia. Pintu gerbang masuk ke sekolah itu menjadi terhalang dan membuat para siswa, guru, dan orang tua murid yang keluar masuk menjadi kesulitan.
Selain itu diharapkan pihak penanggungjawab proyek juga memperhatikan kebersihan dan kerapihan pekerjaannya karena berpotensi membahayakan pejalan kaki yang lalu lalang. Ada beberapa besi yang melintang dan lubang dalam yang kalau tidak hati-hati dapat mencelakakan orang lain. Sebelum itu terjadi mungkin perlu diantisipasi agar tidak terjadi kecelakaan yang tidak kita inginkan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H