Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jika Indonesia Merdeka Melalui Proses Damai Tanpa Perlawanan Bersenjata

14 November 2022   13:29 Diperbarui: 14 November 2022   13:26 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan salah satu dari sekian negara yang meraih kemerdekaannya dengan perjuangan bersenjata yang berdarah-darah. Tidak semua negara di dunia ini yang memperoleh kemerdekaan dengan cara yang digunakan Indonesia, cukup banyak juga yang merdeka setelah melewati proses yang relatif lebih damai seperti yang terjadi Malaysia atau Kanada.

Jika kita berandai Indonesia itu merdeka juga tidak melalui perlawanan dan pemberontakan maka kemungkinan apa yang dapat terjadi. Sebenarnya cepat atau lambat Indonesia pasti akan diberikan kemerdekaan juga oleh Belanda karena pasca Perang Dunia Dua isu diberikan kemerdekaan kepada bangsa-bangsa terjajah itu sedemikian kuatnya sehingga membuat bangsa-bangsa Eropa yang memiliki jajahan harus mempersiapkan dekolonisasi sesegera mungkin.

Merdeka dapat dipastikan akan diberikan, tapi hasilnya apakah sama seperti Indonesia saat ini. Indonesia bisa saja akan lebih cenderung berbentuk federalis sebagaimana yang pernah digagas oleh Belanda dalam pembentukan Republik Indonesia Serikat. Bentuk federasi atau konfederasi tentu saja akan tetap dipertahankan lebih lama dan undang-undang dasar yang berlaku bisa saja UUD RIS atau UUD RIS yang telah mengalami beberapa kali penyempurnaan.

Isu-isu separatisme mungkin saja akan lebih dapat diredam sejak awal karena setiap daerah diberikan otonomi luas sehingga pada masa Orde Lama akan lebih minim pemberontakan di daerah. Pembangunan di daerah-daerah akan lebih diperhatikan karena mereka memiliki anggarannya sendiri, apalagi juga memiliki kebebasan dalam mengalokasikan dalam pembangunan di wilayahnya masing-masing.

Selain itu infrastruktur yang selama ini telah dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda dapat lebih dimanfaatkan oleh negara yang baru saja merdeka tersebut. Karena tidak banyak terjadi peperangan yang dapat merusak dan membumihanguskan fasilitas yang ada.

Masih cukup lengkapnya infrastruktur menjadikan keuntungan berharga bagi negara yang baru lahir karena mereka pastinya tidak mempunyai modal yang cukup untuk mengadakan pembangunan. Dengan tersedianya fasilitas, otomatis negara baru itu tinggal merawat dan kalau sudah ada modal tambahan maka dapat dimodernisasi menjadi lebih baik.

Di sisi lain bisa jadi penggunaan bahasa Belanda sebagai bahasa induk semang mantan penjajah akan lebih lama dipakai oleh rakyat Indonesia karena tidak terlalu kuatnya euforia anti penjajahan yang biasanya muncul di negeri-negeri yang lahir lewat revolusi bersenjata. Bahasa Indonesia yang sesuai Ejaan Yang Disempurnakan mungkin tetap akan dibuat namun dengan serapan-serapan bahasa Belanda yang jauh lebih banyak seperti yang terjadi pada bahasa Malaysia yang banyak dipengaruhi bahasa Inggris saat ini.  

Nama-nama jalan utama pada setiap kota besar tetap akan menggunakan nama lama yang berasal dari sebelum kemerdekaan. Begitu pula nama tempat atau bahkan nama kota yang masih nama lama yang dipakai.

Secara politis kedekatan Indonesia dengan mantan penjajahnya akan tetap harmonis dan masa Orde Lama yang cenderung kekiri-kirian tidak akan pernah ada karena pemerintah Indonesia akan lebih dekat dengan blok Barat sejak awal. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan muncul semacam persemakmuran semacam yang ada pada negara-negara jajahan Inggris.

Itulah beberapa situasi yang dapat saja terjadi. Selain diatas pasti ada juga dampak-dampak lainnya yang memberikan pengaruh tidak kecil terhadap Indonesia yang lahir dari pemberian damai oleh Belanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun