Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Volkerwanderung Terakhir Seri 1, Kemunculan Horde

30 Oktober 2022   12:55 Diperbarui: 30 Oktober 2022   13:00 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berkat itu semua diatas menjadikan bangsa ini seperti sebuah mesin militer efisien yang siap untuk memporak-porandakan bangsa-bangsa lainnya pada waktu itu. Namun ternyata tidak berhenti disitu saja faktor-faktor yang menyebabkan kengerian atas bangsa ini, bangsa ini memiliki beberapa 'senjata pamungkas' yang selalu siap dikeluarkan pada saat mereka butuhkan, salah satunya adalah keberadaan para naga.

Ya naga, tidak salah lagi mahluk yang dimaksud ini seperti yang pernah ada dongeng-dongeng dari leluhur kita. Mahluk besar, bersisik, dan bersayap yang membuat sosoknya menjadi sangat menakutkan bagi mereka yang baru membayangkannya saja, belum bertemu secara langsung.

Dan yang paling menghancurkan adalah semburan apinya yang mampu meluluhlantakkan kota-kota yang mereka serang. Cukup tiga sampai empat ekor naga saja sudah mampu membakar seisi kota yang ukurannya cukup besar, dan kabar buruknya adalah bangsa ini diperkirakan memiliki berpuluh-puluh naga yang siap untuk membantu setiap saat semua ekspansi yang akan mereka laksanakan.

Konon bangsa ini mendapatkan keberuntungan karena tinggal dilokasi yang pernah menjadi sarang naga yang tersisa berjuta-juta tahun yang lalu. Awalnya para perintis yang membuka kota-kota mereka menemukan 'tambang' tidak ternilai berupa banyaknya telur-telur naga pada beberapa lembah yang dulu pernah menjadi sarang favorit para naga berkembang biak.

Tidak lama kemudian mereka lalu secara bertahap mempelajari dari berbagai kitab-kitab kuno bagaimana caranya mengembak-biakan telur-telur naga tersebut. Hingga setelah menetas dari telur, lahirlah bayi-bayi naga yang berkembang biak dengan baik berkat ilmu-ilmu dari kitab kuno yang juga memberikan mereka ilmu cara untuk menjinakkan dan melatih para naga yang awalnya liar agar bisa diandalkan dalam bertempur dimedan peperangan.

Itulah salah satu senjata pamungkas bangsa ini, dan dari sanalah bangsa ini mendapatkan julukannya yaitu Dragon Horde, yang mengikuti panggilan dari Gerombolan Emas sebelumnya atau Golden Horde dari bangsa Mongol keturunan Khan Agung yang pernah berkuasa di tanah Rusia dan Eropa Timur pada waktu hampir bersamaan.

Maka pada tahun 1300an itupun Dragon Horde memulai serangkaian usaha penaklukannya, yang dimulai dari salah satu tetangga terdekat mereka yaitu bangsa Tungus dan bangsa yang merupakan keturunan penakluk sebelumnya, Mongolia. Perlawanan cukup sengit diberikan baik oleh bangsa Tungus yang kelak akan mendirikan Dinasti Qing atau Manchu didataran Tiongkok dan juga oleh bangsa Mongolia yang masih menyisakan darah-darah pejuang diantara para prajurit mereka.

Akan tetapi karena begitu terorganisirnya pasukan Dragon Horde akhirnya dapat mengatasi perlawanan kedua bangsa ini. Dan satu catatan pentingnya adalah belum satupun diterjunkannya senjata pamungkas mereka karena memang sengaja masih dirahasiakan terlebih dahulu sebelum bertemu imperium besar yang suatu saat nanti akan mereka hadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun