Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Jujutsu Brazil, Penguasa Pertarungan Bawah

27 Oktober 2022   12:56 Diperbarui: 27 Oktober 2022   13:05 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin Mitsuyo Maeda akan kaget apabila melihat ilmu beladiri yang pernah beliau turunkan kepada keluarga Gracie akan banyak mempengaruhi dunia beladiri. 

Pengaruh yang sangat signifikan sampai memunculkan kancah turnamen internasional sekelas Ultimate Fighting Campionship atau UFC, dan tidak hanya berhenti disana karena dengan lahirnya UFC juga akibatnya mengangkat nama cabang beladiri tersendiri yang menjadi gabungan beberapa macam beladiri dan dikenal dengan nama Mix Martial Arts atau MMA.

Ilmu yang diajarkan oleh Mitsuyo Maeda sebenarnya merupakan beladiri yang berakar dari judo yang sebelumnya beliau pelajari di tanah airnya Jepang. Tapi tidak main-main ilmu judonya karena beliau dapat dianggap sebagai salah satu murid pertama dari Jigoro Kano sebagai pendiri dari judo yang telah berhasil memodifikasi dan meramu beberapa beladiri jujutsu tradisional Jepang sehingga menjadi suatu beladiri baru bernama judo. 

Walaupun judo pada saat itu masih dikategorikan sebagai beladiri baru namun kehebatannya telah banyak teruji dalam banyak pertandingan yang diadakan menghadapi beladiri lain. 

Tambahan lagi adalah menurut beberapa catatan ada yang mengatakan bahwa bisa jadi penamaan judo belum ada pada waktu itu tapi masih dianggap sebagai bagian dari jujutsu tradisional seperti jujutsu lainnya yang berasal dari Jepang.

Nah judo yang masih dalam bentuk awalnya itulah yang mungkin saja dibawa oleh Mitsuyo Maeda dan kemudian seiring waktu karena beliau juga termasuk petarung yang konon berhasil mencetak kemenangan terus menerus dan tidak pernah kalah dalam setiap pertandingan melawan beladiri lain tidak menutup kemungkinan beliau sedikit modifikasi terhadap ilmu judonya agar sesuai dengan kebutuhan bertarung. 

Catatan rekor yang telah berhasil dicapai oleh Mitsuyo Maeda cukup mencengangkan yaitu tidak pernah kalah sehingga mendapatkan gelar sebagai Conde Coma atau Conde Koma dimana gelar tersebut didapatkan setelah dirinya melalang buana bertandang ke banyak negara sejak dari Jepang, kemudian ke Amerika dan beberapa negara lainnya hingga akhirnya berkunjung ke Brazil.

Judo awal atau jujutsu hasil gubahan Jigoro Kano dan Mitsuyo Maeda ini kemudian seperti yang dituliskan diatas kemudian diajarkan kepada keluarga Gracie, dimulai salah satunya dari Helio Gracie. 

Bisa jadi pada saat dilakukan pengajaran kepada keluarga Gracie ini nama judo masih dikenal sebagai jujutsu dan akhirnya berpengaruh kepada penamaan beladiri baru tersebut, itulah yang menjelaskan mengapa akhirnya dinamakan Brazilian Jujutsu bukan Brazilian Judo yang dapat diartikan sebagai jujutsu yang tercipta dan termodifikasi di Brazil.

Di tangan keluarga Gracie ini beladiri baru tersebut juga mengalami evolusi, terutama evolusi penyesuaian dapat digunakannya beladiri ini oleh para praktisinya yang bertubuh relatif kecil untuk dapat mengalahkan lawannya yang lebih besar badannya. 

Sebenarnya dalam judo Jepang pun sudah ada beberapa praktisinya yang memang bertubuh kecil apalagi postur tubuh orang Jepang juga biasanya kecil pada masa itu sehingga sudah ada beberapa modifikasi dari tehnik judonya hingga dapat memenangkan pertandingan melawan lawan bertubuh besar. 

Kembali kepada jujutsu di keluarga Gracie ini, kejeniusan Helio Gracie sebagai seorang ahli beladiri kemudian dapat menciptakan suatu cabang ilmu beladiri baru yang kelak dikenal sebagai jujutsu dari Brazil atau Brazilian Jujutsu.

Sebagaimana yang telah dilakukan oleh gurunya Mitsuyo Maeda dan memang pada masa itu sepertinya sudah menjadi kebiasaan lumrah untuk saling menantang beladiri lain dalam rangka agar dapat membuktikan petarung mana yang paling hebat. 

Tradisi itupun masih berlanjut dan dilakukan oleh Helio Gracie, terlebih beladiri yang dimodifikasi oleh keluarga Gracie ini masih tergolong muda dan perlu banyak dikenal masyarakat dan juga banyak pembuktian jika beladiri ini memang telah teruji di setiap laga pertarungan melawan petarung lainnya membuat banyaknya tantangan yang diladeni oleh keluarga Gracie. 

Tercatat hampir semua pertandingan tersebut berhasil dimenangkan oleh keluarga Gracie, walaupun memang ada beberapa kekalahan tapi lebih banyak menangnya.

Beladiri jujutsu dari Brazil ini cukup unik daripada beladiri lain, mengapa dianggap unik? Karena jika sebagian besar beladiri itu biasanya bertarung dengan posisi berdiri, menggunakan kaki dan tangannya untuk menyerang, dan berusaha menghindarkan seminimal mungkin agar tidak terjatuh karena biasanya ada peraturannya kalau terjatuh maka dianggap kalah atau dapat mengurangi nilainya. 

Akan tetap di jujutsu dari Brazil ini memang diawali dari berdiri namun kemudian hampir seratus persen permainannya itu dilakukan dibawah atau dilantai, tubuh yang terjatuh atau punggung yang menyentuh lantai sudah biasa dan tidak dianggap sebagai kekalahan atau pengurangan nilai. 

Bahkan ada beberapa posisi permainan yang dalam keadaan punggung tersentuh lantai sepenuhnya dan dari posisi seperti itu banyak tehnik bisa dilakukan yang berpeluang untuk mendapatkan nilai atau mengunci lawan sampai tidak berdaya atau menyerah.

Tidak berdaya atau menyerah sehingga melakukan tap out merupakan tujuan akhir dari para petarung jujutsu dari Brazil ini. Untuk dapat melakukan itu maka lahirlah beraneka ragam tehnik dan gerakan mematikan yang dapat dipraktekan tanpa menguras tenaga besar karena jika tehniknya sudah benar maka akan lebih efektif dibandingkan tenaga besar tapi tehniknya salah.

Pada awalnya beladiri ini mengikuti beladiri asalnya dari Jepang dengan harus memakai gi atau seragam beladiri khas Jepang, akan tetapi terjadi evolusi karena tidak semua orang dapat membeli gi jujutsu yang tergolong mahal bahkan sampai saat ini. Evolusi tersebut adalah berkembangnya permainan jujutsu dengan tanpa memakai gi atau istilahnya dikenal sebagai no gi. 

Apakah ada perbedaannya? Cukup banyak karena jika memakai gi itu lebih berat maka dengan no gi akan lebih ringan tubuh kita, disisi lain dengan gi banyak tehnik yang hanya dapat dikeluarkan dengan memanfaatkan gi kita atau gi lawan, sedangkan dengan no gi maka muncul tehnik yang telah disesuaikan untuk tetap mematikan dan efektif dalam membuat lawan menyerah dengan tehnik gubahan itu.

Bagi penggemar beladiri yang kurang menyukai pertarungan bawah yang kelak dikenal sebagai groundfight atau grappling mungkin akan melihat bahwa pertarungan ini tidak lumrah dan terkesan aneh dan lucu, mereka akan berpikir masa berkelahi seperti itu. 

Tambahan lagi ada juga yang menganggap bertarung dibawah juga banyak risikonya termasuk pada saat akan menarik lawan ke lantai biasanya jika lawan itu sudah berpengalaman dan tahu cara mengantisipasinya maka dapat mencounter dengan beberapa tehnik seperti dengan serangan lutut yang dapat membuat KO si petarung ground tersebut. 

Ada juga yang berpendapat apabila bertarung dibawah pasti tidak akan efektif dilakukan diluar ring atau di jalanan, karena hampir tidak mungkin berkelahi itu membiarkan tubuhnya tiduran di aspal jalanan dan menunggu lawan untuk mendekat. 

Dan pendapat ini dikuatkan dengan kondisi bilaman lawan yang dihadapi itu melakukan pengeroyokan atau kalau sendiri tapi membawa senjata tajam, maka bertarung dengan menunggu dibawah akan sangat berisiko sekali.

Tetapi terlepas dari segala kelemahan diatas, yah karena setiap beladiri pasti punya kelemahan, seluruh beladiri kan ciptaan manusia dan tidak ada yang ciptaan Tuhan, Dewa, atau minimal malaikat. 

Dengan begitu semua ciptaan manusia sehebat apapun pasti memiliki kelemahannya. Namun disini mengapa Brazilian Jujutsu biasa dikenal terkadang tetap menjadi beladiri yang tetap efektif menghadapi petarung dari beladiri lain, sampai menjadi semacam salah satu beladiri "wajib" yang dimiliki oleh setiap petarung MMA.

Hal itu sepertinya karena paradigma berkelahi kebanyakan orang adalah berdiri dan hampir pasti mereka belum mempersiapkan atau mengatisipasi jikalau harus menghadapi keadaan berkelahi dilantai dan disitulah Brazilian Jujutsu berperan, disanalah beladiri yang disingkat BJJ ini bisa memainkan dengan mendominasi pertandingan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun