Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Harus Menjadi Perhatian Pemerintah dan Kita Semua

19 Oktober 2022   09:25 Diperbarui: 19 Oktober 2022   09:26 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini lagi hangat-hangatnya pemberitaan mengenai kasus terkait Ferdi Sambo, peristiwa Kanjuruhan, dan perang Ukraina dan Rusia yang dimuat di banyak media massa, setiap hari pasti muncul berita yang berhubungan dengan ketiga topik diatas. Memang jumlah korban nyawa yang hilang akibat dari perang Ukraina-Rusia dan peristiwa Kanjuruhan sudah sangat memprihatinkan karena memakan korban jiwa sampai ratusan bahkan mungkin ribuan pada konflik Ukraina-Rusia sehingga perlu diinformasikan kepada masyarakat luas di Indonesia.

Akan tetapi ada berita yang sebenarnya tidak kalah penting yaitu merebaknya kasus Gagal Ginjal Akut pada anak di negeri ini. Jumlah korban yang dilaporkan tercatat telah mencapai 192 kasus yang berasal dari 20 provinsi di seluruh Indonesia, informasi ini bersumber dari Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI yang mendapatkan mendapatkan laporan dari para anggotanya yang merupakan dokter anak yang kemungkinan baru saja menangani kasus Gagal Ginjal Akut pada anak.

Tapi karena informasi ini berasal dari IDAI dan bukan dari instansi pemerintah yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan kesehatan untuk masyarakat, dalam hal ini adalah Kementerian Kesehatan maka tidak menutup kemungkinan jumlah yang akan lebih banyak karena IDAI tidaklah memiliki akses langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan dan yang dapat mempunyai akses tersebut hanyalah Kementerian Kesehatan. Kementerian Kesehatan pastinya dapat mengharuskan kepada seluruh rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta untuk selalu melaporkan adanya kasus Gagal Ginjal Akut yang ditemukan pihak rumah sakit itu. Tidak hanya itu fasilitas pelayanan kesehatan lainnya termasuk yang lebih kecil semacam klinik kesehatan dan Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas juga dapat diwajibkan untuk melaporkan kasus sejenis.

Bahkan sebenarnya Puskesmas sebagai ujung tombak terdepan di masyarakat dapat memberikan penyuluhan atau minimal informasi kepada warga agar diharapkan dapat mengantisipasi terhadap gejala-gejala Gagal Ginjal Akut yang harus diwaspadai. Bahkan kalau perlu belajar dari pengalaman Covid 19 dahulu mungkin dapat diangkat dokter jaga yang selalu standby untuk menjadi tempat konsultasi warga jika menemukan gejala-gejala dimaksud dan itu tidak dibatasi oleh hari kerja saja.

Besar harapan penulis agar Presiden dan jajarannya dapat mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kondisi darurat karena semakin merebaknya kasus Gagal Ginjal Akut pada anak di negeri kita ini. Jangan sampai menunggu kasus Gagal Ginjal Akut ini semakin banyak memakan korban nyawa dan kesehatan anak-anak kita. Pengalaman kita dalam menangani berbagai wabah terutama wabah Covid 19 diharapkan dapat menjadi pelajaran, termasuk pelajaran bahwa pada waktu penanganan Covid 19 bangsa ini termasuk telat bereaksi penanganannya dan yang terjadi adalah tingginya jumlah korban suspect Covid 19 yang sempat membuat kewalahan tenaga medis di Indonesia.

Oleh karena sebelum terlambat pemerintah, terutama Kementerian Kesehatan harus benar-benar konsen untuk menangani semakin meluasnya kasus Gagal Ginjal Akut pada anak ini. Jangan hanya IDAI saja yang secara rutin memantau perkembangan kasus tersebut, apa yang dilakukan IDAI sudah sangat bagus tapi mereka tentu saja memiliki keterbatasan sumber daya yang menjadikannya kurang maksimal dalam mendeteksi dan menghentikan penyebaran kasus gagal ginjal yang sudah sangat mengkawatirkan itu.

Mungkin memang Kementerian Kesehatan sudah juga melakukan beberapa usaha untuk menangani kasus tersebut, namun kedepannya sebaiknya perlu lebih maksimal lagi dan itu pasti bisa. Bukankah penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada sapi saja sudah ada iklan rutin dari pemerintah agar masyarakat dapat mewaspadai dan mengantisipasinya, itu untuk sapi lho dan lalu mengapa untuk anak-anak kita sendiri kita tidak dapat melakukannya lebih dari itu?

Dan tidak hanya pemerintah, peran serta seluruh masyarakat perlu diberdayakan dan digerakkan untuk membantu antisipasinya terhadap berulangnya kasus Gagal Ginjal pada anak. Mobilisasi tokoh-tokoh masyarakat dapat dilakukan dengan maksud agar mereka dapat melakukan pendekatan terhadap warga untuk menyadarkan mereka bahwa kasus Gagal Ginjal Akut pada anak perlu mendapatkan perhatian serius.

Anak-anak adalah penerus kita, mereka adalah pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini. Baik buruknya bangsa ini pada masa depan pasti akan di tangan mereka, jika kesehatan mereka saja terancam, secara tidak langsung maka masa depan negara kita juga berpotensi akan terancam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun