Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Benjang, Salah Satu Gulat Tradisional Kita

18 Oktober 2022   12:30 Diperbarui: 19 Oktober 2022   15:40 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benjang, bagi masyarakat Jawa Barat, tidak dikategorikan bukan sebagai olahraga beladiri murni, melainkan sebagai praktik seni budaya (Foto: Kompas/Rony Ariyanto Nugroho)

Ada juga tulisan-tulisan dari Quintus dan Humer yang menceritakan tentang bagaimana olahraga gulat telah dipraktekan oleh warga Yunani zaman kuno.

Di dalam sejarah Islam pun dapat ditemukan adanya praktek gulat yang dilakukan oleh banyak umat Islam pada sejarah awal mereka. Bahkan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin mereka juga menggemari gulat sebagai olahraganya sehingga pernah beberapa kali ikut berlatih gulat dengan sahabat-sahabatnya termasuk dengan Rukanah ibn Abd Yazid bin Hasyim yang merupakan salah satu pegulat terlatih pada waktu itu. 

Sebelum kedatangan Islam di Persia juga telah mengenal gulat sebagai suatu olahraga beladiri sejak 238 SM, dan ada beberapa catatan bahwa olahraga gulat memiliki nama sendiri yaitu Pehlivan.

Berdasarkan itu sumber-sumber sejarah itulah yang menyebabkan banyak praktisi beladiri berpendapat kalau gulat dinobatkan sebagai beladiri tertua.

Penyebaran gulat atau olahraga yang mirip dengan gulat juga sepertinya hampir ada di seluruh peradaban manusia, sebagian besar masyarakat tradisional di dunia ini pasti mempunyai olahraga yang gerakan atau tehniknya itu mirip dengan gulat. Hal itulah yang juga memperkuat alasan bahwa gulat bisa dianggap sebagai olahraga beladiri tertua.

Di Indonesia sendiri juga banyak ditemukan praktek-praktek olahraga pada masyarakat tradisional mereka. Diperkirakan hampir pada beberapa daerah dapat ditemukan adanya praktek gulat tradisional yang merupakan kearifan lokal pada masyarakat disana. 

Salah satunya adalah Benjang yang masih banyak dilestarikan prakteknya pada beberapa daerah di Kecamatan Cimenyan, Kecamatan Cileunyi, dan Kecamatan Cilengkrang yang berada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Eksistensi praktik Benjang diperkirakan sudah ada sejak abad 19, waktu yang belum terlalu tua dibandingkan praktik yang sudah dilakukan pada beberapa peradaban kuno yang sudah diceritakan di atas.

Benjang pada masyarakat di sana, cenderung tidak dikategorikan bukan sebagai olahraga beladiri murni melainkan lebih sebagai praktik seni budaya.

Seperti halnya pada beladiri dan gulat tradisional menjadi warisan turun temurun yang telah berkembang dalam waktu yang cukup lama didalam masyarakat setempat. 

Kelihatannya hampir pada seluruh beladiri tradisional karena terkadang juga dianggap menjadi pertunjukkan yang dapat menghibur masyarakat maka sering diiringi dengan musik tradisional, dimana pada saat pertunjukkan Benjang juga hampir tidak pernah luput dari pengiringan alunan alat musik tradisional yang dinamakan Waditra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun