Saya juga kecewa, di hari-hari setelah penetapan hasil Pilpres oleh KPU. Ketika terjadi demo besar-besar (yang entahlah siapa yang menjadi aktor utamanya), dan ketika terjadi kerusuhan yang kemudian memakan korban, anda justru melontarkan statemen-statemen dan seolah membangun narasi yang cenderung memecah dan menyulut emosi banyak orang. Padahal bukankah itu proses politik yang sebetulnya sejak awal Anda dorong bukan?
Sebagai seorang intelektual, tidakkah anda melihat peristiwa secara jernih dan berimbang? Dimana letak intelektualitas yang selama ini disematkan ke anda. Bahkan sampai seorang akademisi dari Universitas Andalas Padang dalam sebuah closingnya dalam acara Mata Najwa di sebuah stasiun televisi swasta tadi malam sampai mengatakan, "Jangan seperti pak Amin Rais, turun derajat dari Guru Bangsa menjadi provokator bangsa".Â
Mungkin si akademisi tersebut terlalu jengah bapak dengan manuver dan narasi-narasi yang selama ini anda bangun. Sebagai seorang intelektual dan seorang tokoh penting anda seharusnya diharapkan mau mendinginkan suasana dan menurunkan tensi yang ada, bukan malah sebaliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H